Bolehlah PPKM Diperpanjang, Tapi Dengarkan Juga Jeritan Pedagang Alun-Alun
Alun-Alun Rembang, tampak pedagang mulai membereskan tenda jualannya, karena sudah mendekati pukul 20.00 Wib.
Alun-Alun Rembang, tampak pedagang mulai membereskan tenda jualannya, karena sudah mendekati pukul 20.00 Wib.

Rembang – Berulang kali perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), langsung memukul para pedagang di kawasan Alun-Alun Rembang. Apalagi setelah diterapkan PPKM darurat, sontak mengakibatkan sebagian besar pedagang di Alun-Alun memilih berhenti berjualan.

Ketua Paguyuban Pedagang Kaki Lima (PKL) Alun-Alun Rembang, Djumadi, Senin sore (05 Juli 2021) menjelaskan pada kondisi normal, setiap malam terdapat 110 orang pedagang beroperasi.

“Termasuk warung-warung kecil mas. Jumlah segitu kalau nggak ada masalah, “ ungkapnya.

Namun setelah muncul kebijakan PPKM, mulai yang dibatasi tutup pukul 21.00 Wib, sampai sekarang ada PPKM Darurat, pedagang yang masih berjualan semakin menurun drastis. Ia memperkirakan tidak sampai 30 orang.

Alasannya, jika tetap berjualan, tidak mendapatkan hasil sebanding dengan pengeluaran.

“Soalnya harus mbayari pekerja juga, katakanlah per orang rata-rata Rp 50 ribu. Saat warung ditutup jam sembilan malam saja sudah sepi, apalagi ini dibatasi jam 8 malam, malah tambah sepi, “ imbuh Djumadi.

Pria warga Desa Pandean, Rembang ini juga memilih berhenti berjualan sekira 2 Minggu yang lalu. Ia sekarang banting setir ke pekerjaan lamanya sebagai seorang nelayan.

“Saya melaut berangkat sore, pulang pagi. Kebetulan saya jadi nelayan sejak tahun 1985 lalu. Mau gimana lagi mas, “ tuturnya.

Djumadi yang biasanya berjualan nasi uduk dan fried chicken di sebelah timur Alun-Alun ini menimpali kelak kalau kondisi perekonomian kembali normal, ia akan berjualan lagi di Alun-Alun.

“Soalnya kalau sekarang jualan, kasihan isteri, malah pikiran terus. Mendingan saya banting setir dulu, jadi nelayan. Biar nggak lupa dengan kerjaan yang dulu. Tapi saya nggak kebayang dengan nasib teman-teman yang nggak punya pekerjaan lain, “ papar Djumadi.

Soal kebijakan PPKM Darurat, baginya mengikuti saja apa yang ditetapkan pemerintah. Namun ia berharap pemerintah juga menggulirkan solusi, guna meringankan beban pedagang. Mengingat janji pemerintah akan menyalurkan pinjaman tanpa bunga kepada para PKL, sampai saat ini belum terealisasi.

“Belum ada kompensasi apa-apa. Pinjaman tanpa bunga untuk modal usaha yang pernah dijanjikan pemerintah, juga belum terealisasi, “ pungkasnya. (Musyafa Musa).

News Reporter

Tinggalkan Balasan