“Andai Bisa, Ganti Saja Dengan Nyawa Saya…”
Sudiyanto, membawa foto anaknya, Serda Dwi Nugroho Yogianto.
Sudiyanto, membawa foto anaknya, Serda Dwi Nugroho Yogianto.

Lasem – Suasana rumah Sugiyanto (68 tahun) di Desa Sumbergirang, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang, hari Senin (26 April 2021) ramai didatangi saudara dan kerabat.

Sudiyanto adalah ayah dari Serda Dwi Nugroho Yogianto (40 tahun), seorang awak kapal selam Nanggala 402, yang bertugas sebagai Bintara Kesehatan.

Sudiyanto tampak cukup tabah menghadapi kejadian tenggelamnya kapal selam Nanggala 402 di utara Laut Bali. Namun wajahnya tak bisa menyembunyikan raut kesedihan.

Ia mengungkapkan Dwi Nugroho Yogianto anak kedua dari 4 bersaudara. Sejak kecil bercita-cita menjadi anggota TNI. Bahkan sempat gagal mendaftar di Angkatan Darat, Angkatan Udara dan terakhir sekira tahun 2001 silam bisa diterima di Angkatan Laut.

“Kalau nggak semangat, nggak mungkin gagal dari AD, AU, kemudian masuk AL. Pokoknya nyoba terus, sampai bisa masuk Angkatan Laut, “ ujarnya.

Sudiyanto masih berharap mukjizat anaknya selamat. Tapi kalau tidak, ia tetap merasa bangga sang putera gugur saat menjalankan tugas.

“Gugur bela negara, jadi nggak meninggal sia-sia. Tapi yang namanya orang tua sedih kehilangan anak, itu pasti. Kalau memang gugur, semoga jenazahnya bisa ditemukan, “ imbuh Sudiyanto.

Dwi Nugroho Yogianto yang merupakan lulusan SMA N I Rembang tahun 1999, sering memberikan kabar ketika akan berlayar. Saat libur, juga rutin pulang ke Lasem. Sudiyanto terakhir kali bertemu dengan Dwi Nugroho, saat Hari Raya Idul Adha lalu.

“Tiap pamit mau berlayar saya ingatkan meski ibu sudah nggak ada (meninggal dunia-Red) ya minta do’a sama ibu. Tapi yang pas mau ke Bali itu nggak ngabari, mungkin karena dari Surabaya ke Bali dekat ya, “ tuturnya.

Sudiyanto menambahkan andai saja nyawa bisa digantikan, biar ia dulu yang berpulang untuk selamanya, ketimbang anaknya. Tapi karena semua sudah menjadi garis takdir yang kuasa, Sudiyanto kini sebatas mendo’akan saja.

“Orang tua seperti saya sudah udzur, mau kemana lagi. Kalau bisa digantikan, saya saja yang menggantikan. Biar yang muda melanjutkan kehidupan selanjutnya, “ pungkas Sudiyanto lirih.

Adiknya Dwi Nugroho Yogianto, Bayu kebetulan juga menjadi awak kapal selam Alugoro 405. Kapal selam itu termasuk salah satu yang melakukan pencarian kapal selam Nanggala 402, sehingga terselip kisah seorang adik turun langsung untuk mencari keberadaan sang kakak. (Musyafa Musa).

News Reporter

Tinggalkan Balasan