Sumber – Pada sesi kedua ini, kami akan mengupas bagaimana kalau ada warga Dusun Ngaglik, Desa Kedungasem, Kecamatan Sumber, Kabupaten Rembang akan melangsungkan pernikahan ?
Padahal muncul mitos pegawai negeri yang masuk ke dusun ini akan ketiban sial dan copot jabatannya. Diakui, sudah cukup lama penghulu nikah enggan masuk kampung tersebut. Akibatnya, calon pengantin wajib keluar dusun dulu, ketika penghulu akan menikahkan.
Namun perubahan 180 derajat mulai terjadi, setelah Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Sumber berganti personil. Menurut tokoh masyarakat Dusun Ngaglik, Sukarjan sejak 1 atau 2 tahun terakhir, penghulu sudah mulai berani datang menikahkan, tanpa harus susah-susah “boyongan” keluar kampung.
Ia berharap keberanian Kepala KUA Sumber, Djabar Alif bisa ditiru oleh pejabat-pejabat lain, supaya tidak bersikap anti masuk ke Dusun Ngaglik.
“Untuk nikah, alhamdulilah setelah ada pergantian Kepala KUA, kira-kira 1 – 2 tahun terakhir mulai lancar. Pak Kepala KUA kebetulan sosoknya sangat religius, mengedepankan logika dan mau datang ke sini. Semoga menjadi celah, biar kami mendapatkan kesetaraan, “ terangnya.
Kepala KUA Sumber, Djabar Alif mengaku sudah 3 kali datang ke Dusun Ngaglik, untuk menikahkan warga. Pada awalnya ia sempat ditakut-takuti oleh seseorang, kalau masuk Dusun Ngaglik akan kena sial dan copot jabatan.
Djabar Alif mengabaikannya dan tetap berangkat menuju Dusun Ngaglik. Ia bersyukur sampai sekarang tidak pernah ada masalah, sebagaimana bayang-bayang mitos yang disuarakan oleh banyak orang.
“Karena berkaitan dengan pelayanan, ya saya tetap datang. Memang ada yang ngendon-ngendoni, nggak saya hiraukan. Alhamdulilah, nggak ada halangan, masih sehat-sehat saja sampai sekarang. Kita serahkan semua kepada Allah SWT, “ kata Djabar.
Sementara itu, Camat Sumber, Hamdani mengaku selama menjabat Camat belum pernah sekalipun masuk Dusun Ngaglik. Baginya, bukan karena takut, tapi kebetulan belum ada kegiatan di dusun tersebut.
“Kalau ada perintah tugas ke sana, ya tentu harus ke sana, “ tuturnya.
Menurut Hamdani, mitos menyangkut keyakinan seseorang. Percaya atau tidak, diserahkan pada kemantapan hati masing-masing. Namun ia membenarkan mitos tentang Dusun Ngaglik begitu melegenda, terutama di kalangan aparat pemerintah.
“Dulu ada pegawai Kecamatan Sumber yang asli Desa Kedungasem. Saya tanya ya bilangnya kalau ada warga punya kerja, belum berani masuk sana untuk sekedar nyumbang, “ imbuh Camat.
Hamdani menyarankan kepada kepala desa Kedungasem memperbanyak kegiatan di dalam Dusun Ngaglik, sehingga memungkinkan pejabat kecamatan maupun pejabat kabupaten hadir.
Dengan cara semacam itu, diharapkan pelan-pelan akan mampu mengikis pengaruh mitos yang tidak jelas dari mana sumbernya. (Musyafa Musa).