Sederet Perbedaan Misa Malam Natal Tahun Ini, Dibandingkan Tahun Lalu
Misa Malam Natal di Gereja St. Petrus Dan Paulus Rembang, dipimpin Romo Fransiskus Soni Apri Untoro Nugroho, Kamis malam (24/12).
Misa Malam Natal di Gereja St. Petrus Dan Paulus Rembang, dipimpin Romo Fransiskus Soni Apri Untoro Nugroho, Kamis malam (24/12).

Rembang – Perayaan Misa Malam Natal di Rembang berlangsung khidmat, meski dalam suasana protokol kesehatan yang sangat ketat.

Di Gereja Katholik St. Petrus Dan Paulus Jl. Diponegoro Rembang misalnya, tidak semua jemaat boleh mengikuti Misa Malam Natal, seperti perayaan pada tahun-tahun sebelumnya.

Kali ini pihak Gereja membatasi, hanya untuk usia antara 10 tahun sampai dengan 60 tahun. Itu pun sebelum masuk Gereja, harus mendaftarkan diri dulu, membawa kartu misa, mencuci tangan, diukur suhu tubuh dan disemprot disinfektan. Posisi duduk satu sama lain, saling menjaga jarak minimal 1 Meter.

Seorang jemaat Gereja Katholik Santo Petrus Dan Paulus Rembang, Dwi Susilo mengaku mematuhi ketentuan tersebut, karena tujuannya baik, untuk mengantisipasi penularan Covid-19.

“Jadi kalau tahun lalu pas perayaan Misa Malam Natal, anak-anak maupun kaum lanjut usia bisa ikut, kali ini dibatasi. Mereka disarankan ikut Misa Pagi. Pimpinan Gereja juga mengingatkan untuk merayakan Natal dengan penuh kesederhanaan, “ kata Dwi.

Misa Malam Natal juga disiarkan langsung melalui streaming, sehingga bagi yang tidak bisa datang ke Gereja, dapat menyaksikan secara online.

Perbedaan lain, kalau umumnya seusai misa, warga sering kumpul-kumpul, foto-foto dan merayakan bersama seluruh jemaat gereja, kali ini setelah misa selesai, langsung pulang ke rumah masing-masing.

“Sampai rumah, kita bersyukur, sambil mendo’akan saudara-saudara kita yang masih berjuang dari Covid-19, semoga lekas sembuh. Yang sedang isolasi mandiri, kondisinya tetap stabil, “ imbuh pria warga Perumahan Sumber Mukti Indah Sumberejo, Rembang ini.

Misa Malam Natal dibagi menjadi dua sesi, yakni pukul 18.00 Wib dan pukul 21.00 Wib, dipimpin Romo Fransiskus Soni Apri Untoro Nugroho. Romo Fransiskus menyampaikan meski Natal dirayakan dengan segala keterbatasan, namun mengajarkan kesederhanaan hati dan sikap mau terbuka terhadap kondisi apapun.

“Allah beserta kita, yaitu dalam keterbatasan dan kesederhanaan hati umatnya, seperti halnya Tuhan Yesus putra Allah yang lahir dalam rupa kesederhanaan palungan, di kandang dan kain lamping yang terbungkus di badan, “ kata Romo.

Selanjutnya Misa Natal Pagi di hari Jum’at (25 Desember 2020) mulai pukul 07.00 Wib, dipimpin oleh Romo Kholik. (Musyafa Musa).

News Reporter

Tinggalkan Balasan