BREAKING NEWS!!! RSUD dr. R Soetrasno Rembang Penuh, Terjadi Lonjakan Covid-19
Suasana kamar jenazah RSUD dr. R. Soetrasno Rembang, tampak petugas mengenakan alat pelindung diri (APD) dan di dekatnya terdapat tumpukan peti jenazah.
Suasana kamar jenazah RSUD dr. R. Soetrasno Rembang, tampak petugas mengenakan alat pelindung diri (APD) dan di dekatnya terdapat tumpukan peti jenazah.

Rembang – Selesai menjadi pejabat sementara (Pjs) Bupati Rembang, Imam Maskur membeberkan data bahwa saat ini penyebaran Covid-19 di Kabupaten Rembang kian melonjak. Bahkan 102 tempat tidur di rumah sakit umum daerah (RSUD) dr. R Soetrasno Rembang sudah penuh.

Imam Maskur mengungkap informasi tersebut ketika berpamitan dalam forum serah terima nota pelaksanaan tugas dari Pjs Bupati kepada Bupati Rembang, di Pendopo Museum Kartini, hari Minggu (06 Desember 2020).

Imam Maskur menjelaskan pada waktu awal ia bertugas di Kabupaten Rembang, kondisi sebaran Covid-19 masuk fase orange. Setelah pihaknya bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) memacu selama 1,5 bulan terakhir, Kabupaten Rembang membaik turun menjadi zona kuning. Tapi keadaan sekarang, Kabupaten Rembang meningkat lagi, ke kategori zona merah.

Berdasarkan hasil analisa, diduga karena pengaruh pasar di wilayah Kabupaten Pati sempat ditutup, kemudian pedagang berjualan ke pasar di Kecamatan Sumber Kabupaten Rembang yang merupakan titik perbatasan antar kabupaten. Selain itu, faktor libur panjang turut memacu penambahan angka penderita Covid-19.

“Semula orange, turun menjadi kuning, kini naik lagi ke fase merah, “ bebernya.

Imam menambahkan dari total 102 tempat tidur di RSUD dr. R. Soetrasno Rembang, termasuk ruang isolasikondisinya sudah full. Sebagian besar positif Covid-19. Pihak rumah sakit berupaya memperbanyak tempat tidur, ditargetkan dalam waktu 2 Minggu kedepan, akan ditambah 14 unit tempat tidur.

“Muda-mudahan meski tempat tidur ditambah, nggak sampai ada penambahan penderita Covid-19, “ imbuh Imam.

Menurutnya, saat ini penularan cukup tinggi berada di Kota Rembang. Mayoritas masyarakat memang sudah mematuhi protokol kesehatan, tapi lalu lalang dan mobilitas warga juga sangat tinggi, sehingga ikut berpengaruh.

“Titip sama pak Bupati, hulunya penerapan protokol kesehatan harus tetap kenceng. Sedangkan hilirnya di rumah sakit, diperkuat untuk menangani pasien. Apalagi hanya ada 1 dokter spesialis paru di situ, “ paparnya.

Pantauan kami di kamar jenazah RSUD dr. R Soetrasno Rembang, korban meninggal dunia akibat memiliki riwayat penyakit penyerta dan terpapar Covid-19, terus meningkat.

Seorang petugas di kamar mayat RSUD dr. R Soetrasno menyebut pernah dalam sehari ada 9 korban meninggal dunia. Hasil swab mereka positif Covid-19. Yang paling memprihatinkan, manakala ada ibu hamil melahirkan, hasil swab positif Covid-19, sehingga bayinya harus langsung diswab pula.

“Jujur saja sempat pontang-panting, bayangkan sehari ada 9 jenazah yang harus dipulasara dengan protokol kesehatan. Belakangan ini kadang 2, 3 atau 4 jenazah per hari. Seperti inilah kondisi di sini sekarang. Kalau di luar ada warga yang bilang Covid-19 nggak ada, rasanya benar-benar sangat menyakiti hati kami, “ ujarnya. (Musyafa Musa).

News Reporter

Tinggalkan Balasan