Sluke – Serbuan lumut dan sampah, membuat Program Kehutanan Rakyat di pinggir pantai utara Desa Trahan, Kecamatan Sluke terancam. Atas kondisi tersebut, pihak desa bersama para relawan tiap sore terjun langsung untuk membersihkan lumut yang menempel di tanaman bakau.
Kepala Desa Trahan, Kecamatan Sluke, Tunikah, Kamis siang (12 November 2020) menjelaskan bibit bakau yang ditanam merupakan bantuan dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Ukurannya masih kecil-kecil, sehingga ketika terus terkena lumut, lama kelamaan akan mati.
Pembersihan lumut dilakukan dengan cara menyisir satu per satu tanaman, itu pun harus menunggu ombak laut surut. Upaya tersebut akan dijalankan rutin, sampai tanaman benar-benar tumbuh dan kuat.
“Selain lumut, ya sampah yang mengganggu. Kita ambili satu per satu lumutnya, kita bersihkan. Jadi tentu saja harus sabar. Pengurus kelompok tani hutan dan para relawan dari masyarakat sini bahu membahu, “ ungkapnya.
Tunikah menimpali Program Kehutanan Rakyat menyasar di 4 desa di Kecamatan Sluke. Selain Trahan, ada pula desa Leran, Pangkalan dan Desa Sluke. Khusus kampungnya, menerima bantuan sebanyak 60 ribu bibit bakau, ditanam pada hamparan pinggir pantai seluas 6 hektar. Posisinya sebelah timur Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
“Kebetulan yang dapat program ini areanya berada di pinggir laut. Kalau tanaman bakau dari Leran, Trahan, Pangkalan sampai Sluke bisa tumbuh dengan baik, insyaallah kelak suasananya akan lebih asri, “ imbuh Tunikah.
Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Hutan Desa Trahan, Yocy Echa Mahardika menyampaikan harapan besar terhadap penanaman bakau. Tak heran jika kelompok tani begitu bersemangat, tidak hanya pada saat menanam, tapi juga ketika memasuki masa perawatan.
Selain berfungsi sebagai penahan gelombang untuk mengurangi dampak erosi pantai, tanaman bakau juga tempat berkembangnya ikan dan apabila sudah tertata, hutan bakau bisa diberdayakan menjadi destinasi wisata. (Musyafa Musa).