Rembang – Dampak dari penghapusan penyaluran beras untuk keluarga miskin (Raskin), sering disebut pula beras sejahtera (Rastra) sejak bulan Oktober 2018 silam, mengakibatkan beras di gudang Badan Urusan Logistik (Bulog) Rembang menumpuk cukup banyak.
Hal itu karena program Rastra digantikan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), tanpa melibatkan beras Bulog.
Kepala Bulog Sub Divre Pati, Yonas Haryadi Kurniawan ketika dikonfirmasi mengakui cadangan beras pemerintah (CBP) yang menumpuk, mayoritas hasil serapan dari petani tahun 2018 lalu.
Cadangan beras di Gudang Bulog Rembang mulai sedikit berkurang, setelah pemerintah menggulirkan Bantuan Sosial Beras (BSB) untuk penerima manfaat Program Keluarga Harapan (PKH), totalnya sebanyak 1.500 ton, disalurkan selama bulan Agustus – Oktober 2020.
“Untuk lakukan efisiensi, pemerintah gunakan beras cadangan yang ada di Bulog, daripada beli lagi, “ kata Yonas, Jum’at (16 Oktober 2020).
Itu pun saat ini, menurut Yonas, masih ada cadangan beras sebanyak 2 ribuan ton di dalam gudang. Pihaknya belum mengetahui apakah tahun 2021 mendatang, masih harus menyerap gabah petani lagi atau tidak.
“Kalau nggak ada perubahan regulasi, pasti disuruh nyerap juga. Padahal di sisi lain, kita masih punya 2 ribuan ton beras, “ tuturnya.
Yonas Haryadi Kurniawan menambahkan beras yang disalurkan kepada penerima PKH dalam program BSB adalah beras yang sudah lama disimpan. Ia mengakui ketika beras melebihi masa simpan 3 bulan, akan berubah dari sisi bentuk maupun tingkat kekerasan. Apalagi sudah hitungan tahunan.
Maka untuk menjamin layak konsumsi, beras tersebut diproses lagi masuk mesin, agar tidak berdebu maupun berkutu.
“Kita lakukan processing ulang. Kalau sempat berdebu dan berkutu, insyaallah hilang begitu masuk mesin, “ tandasnya.
Saat awal pembagian Bantuan Sosial Beras, sempat muncul keluhan dari sejumlah penerima, yang membandingkan kenapa tidak sebagus beras program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).
“Tentu saja beda, karena beras BPNT termasuk baru, sedangkan BSB kan kelas medium cadangan beras pemerintah yang dititipkan ke kita, “ papar Yonas.
Namun setelah petugas Bulog Rembang turun ke lapangan memberikan penjelasan, akhirnya masyarakat mau memahami dan tidak menuntut penggantian beras. (Musyafa Musa).