Rembang – Sejumlah warga yang berada di dalam tayangan video bagi-bagi uang, mengatasnamakan dari salah satu pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Rembang, akhirnya menyampaikan permohonan maaf. Mereka memastikan kalimat yang dilontarkan pada video tersebut, hanya bermaksud bercanda.
Dijelaskan semula para alumni santri sebuah Pondok Pesantren di Kediri yang tinggal di Kabupaten Rembang menggelar do’a bersama di makam Desa Pohlandak, Kecamatan Pancur, tanggal 02 Oktober 2020.
Santri kemudian mengumpulkan uang iuran, akan digunakan membantu pembebasan lahan, untuk pengembangan Ponpes. Tapi segepok uang yang terkumpul, justru dijadikan bahan candaan, seakan-akan berasal dari pasangan calon nomor urut 1, Harno dan Bayu Andriyanto.
Di dalam video itu juga sempat terdengar menyentil nama calon Bupati nomor urut 2, Abdul Hafidz. Kebetulan sikap dukungan alumni santri berbeda-beda, sehingga terjadi saling mengolok-olok.
“Ndi (mana-Red) duwite Kaji Kafidz, “ tanya seorang warga di video itu.
Karena telah menimbulkan kesalahpahaman, warga yang di dalam video memegang segepok uang pun menyampaikan permohonan maaf.
“Saya minta maaf, beribu-ribu maaf, atas kesalahan saya dan kesembronoan saya, saat menerima uang urunan yang saya pakai untuk guyonan, seakan-akan uang itu dari salah satu calon Bupati dan Wakil Bupati. Padahal uang itu untuk pembebasan lahan, dalam rangka pengembangan Ponpes Lirboyo, “ paparnya.
Perwakilan alumni santri kemudian menemui Ketua Tim Kampanye Harno – Bayu, Supriyadi Eko Praptomo. Supriyadi memastikan sudah memaafkan kejadian tersebut.
“Kemarin-kemarin sudah menyampaikan permintaan maaf, dan sudah kami maafkan mas, “ kata Pak Pri, sapaan akrabnya, Jum’at (09 Oktober 2020).
Selain menemui pihak Harno – Bayu, alumni santri juga silaturahmi ke kediaman calon Bupati incumbent, Abdul Hafidz di Desa Pamotan, Kecamatan Pamotan untuk meminta maaf, lantaran sempat menyinggung nama Abdul Hafidz. Salah satu perwakilan dari mereka menyampaikan peristiwa ini sebagai bahan pembelajaran berharga.
“Kami kemarin sedikit mencatut nama beliau, saya ke sini mohon maaf kepada beliau. Jelas ini kesalahan kami, semoga menjadi pembelajaran buat kami semua, “ ungkapnya.
Calon Bupati incumbent, Abdul Hafidz merasa alumni santri tidak ada kesalahan, sehingga baginya tidak perlu memaafkan.
“Saya nggak apa-apa, ndak perlu memberikan maaf, lha wong nggak ada kesalahan kok. Tapi sahabat-sahabat ini merasa salah, “ kata Hafidz.
Hafidz sebatas mengajak untuk lebih berhati-hati dalam mengunggah materi ke media sosial. Dipikirkan dan dirasakan dulu, kemungkinan dampak yang akan ditimbulkan.
“Saya mengimbau hati-hati ketika bercanda, apalagi ini masa Pilkada, rawan dipolitisasi. Kalau salah dan banyak diikuti, maka kesalahan akan menumpuk. Hal itu sering kali tidak disadari oleh masyarakat, “ imbuhnya.
Video bagi-bagi uang yang terlanjur beredar luas, sempat dilaporkan oleh Wakil Ketua DPR RI sekaligus kakak calon Wakil Bupati Hanies Cholil Barro’, Yaqut Cholil Qoumas, kepada pihak Bawaslu. Pihak Bawaslu kemudian mengklarifikasi kepada orang-orang di dalam video tersebut. Total ada 6 orang, termasuk salah satu calon yang disebut namanya memberikan uang.
“Arahnya spontan bercanda. Tidak seperti yang diucapkan bahwa uang berasal dari salah satu pasangan calon, “ kata Totok Suparyanto, Ketua Bawaslu.
Totok memperinci uang iuran alumni santri sebesar Rp 34 Juta. Yang menyebut uang dari salah satu pasangan calon adalah AH, sedangkan yang memvideo berinisial RZ.
AH memberikan uang Rp 400 ribu kepada RZ, untuk biaya membeli sate dan dimakan beramai-ramai di lokasi makam.
“Jadi pak RZ habis nalangi membeli sate, kemudian uangnya diganti sama pak AH, “ bebernya.
Usai memvideo, file dikirim ke group WA oleh RZ. Sifatnya untuk internal group mereka. Tapi oleh salah satu anggota group, justru dikirimkan ke group WA Indonesia Rembang Club (IRC), sehingga akhirnya beredar luas. Totok menyimpulkan kejadian itu, bukan pelanggaran terkait politik uang. (Musyafa Musa).