

Rembang – Belasan orang, Senin siang (17 Agustus 2020) turun langsung untuk membetulkan bendera merah putih di sepanjang tiang lampu Alun-Alun Rembang, yang sebelumnya dipasang oleh sejumlah santri.
Sempat ada warga mengkritik cara pemasangan bendera tersebut, seakan-akan setengah tiang. Daripada memunculkan polemik, kalangan Karang Taruna, relawan, aktivis Pramuka, santri dan anggota polisi bahu membahu membetulkan posisi bendera. Dari yang semula di tengah tiang lampu, kemudian dicopot dan diberi kayu. Setelah itu, dikibarkan di atas tiang lampu.
Cesa Ridya, perwakilan Karang Taruna, warga Desa Kabongan Kidul Rembang mengatakan karena tidak ada sarana tangga, terpaksa harus memanjat satu per satu tiang lampu.
“Semula kita mau pasang bendera, tapi ternyata sampai sini pihak Pemkab sudah pasang. Kemudian dilihat kok ada bendera yang dipasang oleh mas-mas santri belum pas, jadinya kita tata lagi. Tiap ada tiang lampu ya dipanjat. Mau bagaimana lagi, nggak ada alat nya, “ tutur Cesa.
Cesa menilai Alun-Alun merupakan simbol sebuah daerah. Ada atau tidak ada upacara, manakala bertepatan peringatan HUT Kemerdekaan RI, sebaiknya bendera merah putih harus tetap dikibarkan. Apalagi banyak warga luar daerah singgah ke Alun-Alun. Begitu melihat tidak ada bendera merah putih, ia khawatir berimbas buruk pada citra daerah, karena dianggap kurang peduli.
“Karena tempat publik, seharusnya dipasang. Banyak orang melihat, orang luar kota juga kan. Kalau kelihatan Alun-Alun Rembang kok sepi, nggak bagus untuk nama kabupaten, “ imbuhnya.
Warga lain yang ikut membantu pemasangan ulang bendera merah putih, Zaenal Arifin juga berpendapat sama. Menurutnya, semakin banyak bendera merah putih berkibar, akan semakin baik.
“Cuma pasang bendera saja masak berat. Hal ini semata-mata untuk menghormati perjuangan pahlawan tempo dulu. Mereka lebih berat, karena bertaruh nyawa,“ ungkap Zaenal.
Zaenal menilai kritikan KH Mustofa Bisri (Gus Mus) terkait ketiadaan bendera merah putih di Alun-Alun Rembang, sebagai bahan koreksi bersama.
“Sebetulnya mengingatkan kepada kita semua. Nggak hanya 1 atau 2 kelompok saja. Ya ini memang tugas kita bersama, “ tandasnya.
Pemandangan cukup dramatis terlihat, saat anak-anak santri ikut memanjat tiang lampu dan memasang bendera di tengah terik panas sinar matahari. Padahal tiang lampu setinggi hampir 4 Meter itu sudah mulai keropos, sehingga cukup membahayakan.
Seorang anak, Muhammad Putra Jaya Ramadan mengaku senang bisa ikut membantu.
“Karena merayakan hari kemerdekaan RI, kita pengin ikut peduli. Tadi habis upacara bersama, langsung ke sini bantu pasang bendera, “ kata remaja warga Desa Kedungasem Kecamatan Sumber ini.
Sebelumnya, ulama KH Mustofa Bisri mengkritik tidak adanya bendera merah putih di kawasan Alun-Alun Rembang, Senin (17/08) sekira pukul 06.30 Wib. Setelah video tersebut beredar luas, pihak Pemkab Rembang baru memasang bendera merah putih dan umbul-umbul, sekira pukul 08.30 Wib.
Selain bendera yang dipasang pihak Pemkab, ada pula sejumlah santri yang mengibarkan bendera di tiang lampu Alun-Alun Rembang, atas inisiatif sendiri, karena ingin mematuhi “dawuhnya” sang Kiai (Gus Mus-Red). (Musyafa Musa).