

Rembang – Dampak musim kemarau di Kabupaten Rembang, justru membuka peluang bagi sejumlah petani. Mereka memanfaatkan dasar waduk buatan atau Embung Rowo Setro di sebelah timur Kota Rembang yang kondisinya kering kerontang, untuk lahan pertanian.
Ada 4 orang petani menanam semangka, ketimun dan blewah di kawasan tersebut.
Munandar salah satunya. Warga Dusun Jambangan, Desa Padaran-Rembang ini memilih dasar embung untuk bercocok tanam semangka, karena sejumlah alasan. Pertama, tidak perlu menyewa lahan alias gratis. Kedua, dekat dengan jalan raya, sehingga kalau harus membeli air dari truk tangki, aksesnya mudah. Ketiga, lahan bekas dasar embung cocok untuk budidaya semangka. Ia memperkirakan dalam jangka waktu 2 bulan, semangka miliknya sudah bisa dipanen.
“Saya 4 tahun terakhir, tiap kemarau memanfaatkan dasar embung Rowo Setro. Kebetulan antara desa saya dengan embung nggak terlalu jauh. Alhamdulilah hasilnya bagus ini, “ tuturnya, Jum’at (14 Agustus 2020).
Munandar menambahkan menanam di bekas dasar embung yang mengering, termasuk spekulasi tingkat tinggi. Alasannya, begitu terjadi cuaca ekstrim di tengah musim kemarau, semisal hujan deras, tanaman bisa saja mati tergenang, karena petani tidak bisa membuang air. Mengingat fungsi utama embung adalah tempat menampung air hujan.
Kondisi itu yang membuat warga sekitar berpikir dua kali, manakala ingin ikut-ikutan menanam di lokasi tersebut. Meski sebenarnya masih tersisa lahan sangat luas.
“Daripada kering nggak kepakai, mending kita tanami. Nggak bayar kok. Kalau di sini ada airnya ya nggak bisa ditanami. Makanya selama kita nanam, harapannya nggak ada hujan. Hujan deras sekali dua kali saja, tanaman bisa kebanjiran, wassalam. Soalnya kan dataran rendah, air masuk sini semua, “ imbuhnya.
Embung Rowo Setro di bawah kewenangan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana. Karena petani sifatnya memanfaatkan atau bukan tanah pribadi, biasanya mereka membagi-bagi sendiri petak lahan yang digarap. Untuk menandai batas lahan garapan satu sama lain, terdapat kayu yang ditancapkan atau semacam tiang bendera.
Dari total luas lahan Embung Rowo Setro sekira 9 hektar, dasar sisi utara sampai tengah, saat ini sudah penuh hamparan tanaman. (Musyafa Musa).