Sumber – Baru sekira 2 bulan lebih, sejak kilang gas di Dusun Padas Desa Jatihadi, Kecamatan Sumber beroperasi, akses jalan antara Desa Dresi Kulon, Kecamatan Kaliori sampai dengan lokasi kilang gas, sudah mengalami kerusakan di berbagai titik.
Setelah jalan di Desa Dresi Kulon rusak kemudian diperbaiki, kini jalan di sebelah selatan SMA N I Sumber, juga rusak cukup parah, sehingga harus ditutup dengan lempengan baja, agar truk-truk trailer pengangkut gas, masih bisa melintas.
Anggota DPRD Rembang dari Desa Dresi Kulon, Kecamatan Kaliori, Yudianto menganggap kalau jalur tersebut masih berstatus jalan kabupaten, penanganan kedepan tidak akan mampu. Ia memperkirakan daerah hanya memperoleh dana bagi hasil dari pengelolaan gas sebesar Rp 3 – 4 Milyar per tahun. Untuk membiayai jalan rusak saja, menurutnya tidak sebanding. Maka Yudianto mendesak Pemkab Rembang mengusulkan ruas jalan antara Dresi Kulon sampai Desa Krikilan Kecamatan Sumber menjadi jalan provinsi atau jalan nasional.
“Minimal masuk jalan provinsi lah, toh mereka yang mendapatkan dana bagi hasil cukup besar dari kegiatan pengelolaan gas ini. Syukur-syukur bisa jadi jalan pusat (nasional-Red). Soalnya dana bagi hasil yang diterima kabupaten, nggak seimbang dengan kerusakan jalan, “ kata Yudianto, Kamis (30 April 2020).
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang Kabupaten Rembang, Sugiharto mengakui beban kendaraan yang lewat, tidak sesuai dengan kelas jalan.
Saat ini truk trailer pengangkut gas, bobotnya mencapai 40 – 50 ton, idealnya lewat jalan kelas I atau jalan nasional. Sedangkan jalan Dresi Kulon – Sumber termasuk jalan kelas III, dengan klasifikasi dilalui kendaraan berbobot maksimal antara 8 – 10 ton.
“Jadi memang over load kondisinya, apalagi per hari truk trailer yang lewat puluhan. Sekarang gorong-gorong mulai goyah. “ tuturnya.
Kebetulan sebagian ruas jalan selesai ditingkatkan dengan lapisan aspal baru. Ketika sekarang mulai rusak, ia memastikan bukan karena kualitas pengerjaan yang jelek, tetapi karena beban muatan tidak sesuai dengan kelas jalan. Atas kejadian tersebut, ia sudah melapor kepada Bupati Rembang, Abdul Hafidz.
“Kan jalan itu baru selesai ditingkatkan. Saya sedihnya semisal baru setengah tahun, jalan sudah rusak. Nanti dianggap pengerjaan jelek, padahal truk trailer lewat situ memang nggak kelasnya. Nggak mungkin distop kan, karena semua kegiatan harus tetap berjalan, “ imbuh Sugiarto.
Sugiarto menambahkan pihaknya sudah mengundang investor pengelola kilang gas, PT. Bahtera Andalan Gas. Hasil pertemuan menyepakati mekanisme perbaikan jalan rusak. Untuk penggantian gorong-gorong ditanggung oleh investor, sedangkan pengerasan atau pengaspalan jalan di atas gorong-gorong, menjadi tanggung jawab DPU.
Hingga hari Kamis (30/04), pihaknya masih menunggu perbaikan jalan yang saat ini ditutup lempengan baja di sebelah selatan SMA N I Sumber. Apabila sudah selesai ditangani investor, DPU akan turun melakukan pengaspalan, sekaligus dengan titik di Dresi Kulon.
“Jadi ada semacam kerja sama mutualisme antara kami dengan investor. Yang Dresi Kulon gorong-gorongnya sudah selesai. Nanti kalau yang jalan rusak ditutup baja selesai ditangani, kami akan melakukan pengaspalan dua-duanya, biar nggak nanggung, “ pungkasnya.
Sugiarto membenarkan jalan antara Dresi Kulon – Sumber memang akan diusulkan menjadi jalan nasional, agar lebih kuat. Tapi butuh proses agak lama, karena banyak persyaratan yang harus dipenuhi. (Musyafa Musa).