Bulu – Banjir bandang menerjang Desa Ngulaan, Kecamatan Bulu, Selasa (21 April 2020) sekira pukul 02.00 dini hari, di tengah mayoritas masyarakat terlelap tidur. Hal itu disebabkan kiriman banjir dari daerah pegunungan Desa Pasedan. Sempitnya daerah aliran sungai, membuat air meluap ke permukiman penduduk.
Banjir mengakibatkan tebing pinggir sungai setinggi 4 Meter dengan panjang 100 an Meter hancur. Bangunan di atas tebing berupa emperan rumah dan kandang ternak hanyut terbawa kuatnya arus sungai.
Rukani, seorang warga Desa Ngulaan mengatakan banyak yang terkejut dengan adanya banjir tersebut. Begitu bangun tidur mendengar suara mencurigakan, tahu-tahu memergoki air sudah selutut orang dewasa menggenangi dalam rumah.
“Ketika bangun tidur ada air, besar sekali. Soalnya tidur semua, tapi hujannya memang deras sekali, “ tutur Rukani.
Kepala Desa Ngulaan, Abdur Rokhim mengungkapkan kebetulan bangunan hanyut diterjang banjir milik orang tuanya. Ia yang tinggal di lokasi terpisah sempat menerima telefon, dikabari bencana banjir bandang. Saat datang ingin membantu evakuasi keluarganya, air di depan rumah sangat besar. Ia terpaksa lewat dari pintu belakang.
“Arusnya kuat sekali mas, jadi nggak berani lewat depan. Lampu pas padam, di rumah ada ibu, nenek dan adik saya, “ kata Kades.
Abdur Rokhim memperkirakan ada sekira 10 rumah warga terdampak banjir bandang tersebut. Ia mengakui sejak kecil sampai sekarang baru kali pertama ini menjumpai banjir sebesar itu.
“Tadi orang-orang tua ya bilang banjir terbesar di Desa Ngulaan ya ini. Datangnya juga mengagetkan, “ imbuhnya.
Selasa siang, tampak petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Rembang mengecek lokasi, sekaligus menyerahkan bantuan paket Sembako. Kepala Seksi Kedaruratan BPBD, Pramujo menyatakan untuk kerusakan tebing, pihaknya melakukan pendataan dulu, guna diteruskan kepada pimpinan. Selain Desa Ngulaan Kecamatan Bulu, banjir akibat luapan sungai juga menimpa sejumlah desa di Kecamatan Sulang.
“Yang Kecamatan Sulang semisal Desa Kemadu, Kunir dan Desa Sulang. Paling parah di Desa Kemadu, ada tebing longsor, “ terangnya.
Pramujo mengingatkan masyarakat yang menempati rumah di pinggir bantaran sungai, untuk meningkatkan kewaspadaan. Utamanya ketika cuaca buruk pada tengah malam hingga dini hari. Ia menyarankan sistem keamanan keliling (Siskamling) ditingkatkan, sehingga ada deteksi dini manakala terjadi bencana.
“Dengan antisipasi, diharapkan tidak ada korban jiwa, “ pungkas Pramujo. (Musyafa Musa).