![Menantang Bahaya, Setelah Itu Dikasihkan Cuma-Cuma](https://r2brembang.com/wp-content/uploads/2020/02/WADUK-PANOHAN-GUNEM-CARI-IKAN-795x385.jpg)
![Warga menunjukkan ikan yang diperoleh dari limpasan Waduk Panohan. (Gambar atas) Sejumlah pemuda menghadang ikan di bawah limpasan air waduk, Kamis (20/02).](https://r2brembang.com/wp-content/uploads/2020/02/WADUK-PANOHAN-GUNEM-IKAN-MUJAHIR-300x169.jpg)
Gunem – Waduk Panohan di Desa Panohan Kecamatan Gunem, Kabupaten Rembang dalam beberapa hari terakhir ini mendadak semakin ramai didatangi banyak orang, termasuk dari luar desa. Apa sebabnya ? ternyata warga berburu ikan yang banyak bermunculan, karena air waduk melimpas akibat tingginya curah hujan.
Cara warga mencari ikan juga tergolong ekstrim. Mereka berdiri menghadang di bawah aliran waduk, menunggu ikan hanyut terbawa limpasan air. Meski dasar embung licin dan derasnya arus bisa membuat celaka, namun warga yang umumnya kaum remaja ini tetap nekat.
Zaenal Arifin, seorang warga Desa Demaan Kecamatan Gunem mengaku kebanyakan ikan yang diperoleh jenis Nila dan Gabus. Ia membenarkan beberapa rekannya terseret arus sejauh puluhan meter, gara-gara berebut ikan. Resikonya, kepala bisa terbentur beton atau luka-luka karena tergores aliran waduk yang tidak rata. Tapi lantaran sudah terbiasa, menurut Zaenal tidak masalah. Yang menarik, meski berbahaya, namun banyak pula ikan dibagikan ke warga lain secara cuma-cuma. Sisanya, dipakai untuk lauk pauk sendiri.
“Kalau air waduk keruh, biasanya banyak ikan keluar. Tapi kalau bening, jarang ikannya. Kemarin ada yang bisa dapat sekarung. Asline nyari ikan seperti ini ya bahaya mas, terutama yang belum pernah nyoba. Kalau kita sudah biasa, nggak apa-apa, “ tuturnya.
Warga lain, Joni Indartono membeberkan sejak hari Selasa lalu, masyarakat dari berbagai desa berdatangan ke Waduk Panohan. Informasi mengenai hasil tangkapan ikan lumayan banyak, langsung menyedot perhatian.
Ia juga sempat melihat ada pemuda terluka kakinya, karena terjatuh saat mencari ikan. Meski demikian kondisi bahaya tersebut tidak menyurutkan semangat.
“Waktu habis hujan pertama hari selasa itu paling ramai. Ikannya besar-besar kok mas, diangkut colt sampai penuh. Ya ada yang dijual, ada yang dibagi. Bagi saya, kalau nyarinya di bawah sana nggak bahaya. Tapi kan pengin cepet-cepetan, jadinya sejumlah orang naik ke atas. Kalau di atas sini bahaya, “ ungkap Joni yang juga petugas Perhutani ini.
Petugas yang menjaga Waduk Panohan sebenarnya sudah berulang kali mengingatkan warga, jangan mencari ikan di lokasi persis bagian bawah limpasan air waduk, khawatir akan memakan korban. Tapi karena warga tetap nekat, segala resiko ditanggung sendiri, tanpa melibatkan operator waduk. (Musyafa Musa).