Rembang – Pemilik E Warung sebagai penyalur Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) diduga ditekan bahkan diintimidasi, apabila tidak membeli barang dari pemasok tertentu. Padahal sesuai petunjuk teknis, E Warung bebas kulakan dari pihak mana saja.
Keluhan intervensi semacam itu disampaikan oleh seorang warga di Kecamatan Sale, dalam sebuah kegiatan dialog, baru-baru ini.
“Pada dasarnya E Warung itu melayani keluarga penerima manfaat. Kalau menurut petunjuk umum dan petunjuk teknis, E Warung bebas belanja kemana saja, asalkan sesuai dengan ketentuan. Pertanyaannya, kenapa E Warung kok dibatasi. Kalau belanja bebas, malah dipermasalahkan dan diintimidasi. Kesannya cuman dapat upah, ini jelas nggak sesuai dengan petunjuk teknis, “ tanya seorang warga melalui pesan WA.
Bupati Rembang, Abdul Hafidz menanggapi pemilik E Warung bebas belanja kemana saja, asalkan kualitas barang yang disalurkan bagus dan memenuhi syarat layak konsumsi. Menurut Hafidz, pemerintah tidak akan mengintervensi. Tapi sifatnya memonitor program tersebut.
“Saya nggak akan intervensi apalagi intimidasi. E Warung bebas mau beli kemana, monggo silahkan. Selama kualitas bagus, nggak masalah, “ ujarnya.
Yang jadi masalah, ketika ada E Warung beli ke tempat lain, ternyata kualitas berasnya apek dan jelek, sehingga memicu keluhan dari warga penerima.
“Di Kecamatan Sale sempat ada permainan, justru E Warung belanja nggak biasanya. Berase apek, jelek, masyarakat jerit-jerit. Kalau sudah seperti ini, pemerintah juga harus turun tangan, “ tandasnya.
Bupati memperinci saat ini nilai Bantuan Pangan Non Tunai semakin besar, yakni Rp 150 ribu per keluarga. Bentuknya semakin beragam, tidak hanya beras dan telur. Tapi ada tambahan tempe, tahu, sayur atau buah-buahan.
“Kalau dulu kan hanya Rp 110 ribu, tapi per bulan Januari 2020, menjadi Rp 150 ribu. Kami sudah monitoring. Saat di Kecamatan Pancur, keluarga terima beras 10 Kg, telur 15 buah, apel 1 Kg, ada pula tempe sama tahu. Jadi protein hewani dan nabati dipenuhi, “ terang Bupati.
Di Kabupaten Rembang, saat ini jumlah penerima Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) sekira 71 ribuan keluarga. Jika dikalikan dengan bantuan senilai Rp 150 ribu per keluarga, maka setiap bulan ada perputaran uang Rp 10,6 Milyar. (Musyafa Musa).