

Rembang – Bupati Rembang, Abdul Hafidz mengaku tidak tahu sebenarnya apa enaknya menjadi seorang Bupati. Dengan bayaran pas-pasan, tapi memikul tanggung jawab 294 desa/kelurahan. Tapi anehnya, ketika menjelang pemilihan Bupati dan Wakil Bupati, dinamikanya begitu luar biasa.
Hafidz menyampaikan hal itu di sela-sela melantik anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) di Pendopo kantor Kecamatan Pancur, hari Senin (03 Februari 2020). Ia sendiri merasa heran jin syetan mana yang membujuk manusia, sehingga mereka ramai mengincar posisi Bupati.
“Saya ini 294 desa dan kelurahan. Ambane 110 ewu hektar, rakyate 630 ewu. Dari berbagai komunitas, berbagai kepentingan. Jajal ora ngelu piye, bayarane yo ora patek akeh. Sing aneh, angger arep pilihan gegere ra karuan. Jan-jane jin syetan ngendi sing mbujuk, saya sendiri juga nggak tahu enake jadi Bupati kuwi opo, “ ungkapnya disambut tawa tamu undangan.
Hafidz mencontohkan gajinya Rp 6.200.000. Apabila gaji Bupati dibandingkan dengan bayaran Sekda maupun Asisten Sekda, tentu lebih tinggi mereka. Tapi semangatnya bukan karena uang, karena yang menjadi prinsip utama adalah pengabdian.
“Sama dengan pak Kades, bilangnya loro kabeh pak dadi Kades. Tapi yen arep coblosan yo gegere ra karuan. Gajine Kades ora ono telung yuto, Bupati mung Rp 6,2 Juta, aturane ngono. Kulo kalih pak asisten kalah bayarane. Opo meneh ambik pak Sekda, adoh, “ imbuh Hafidz.
Abdul Hafidz sendiri sudah diajukan oleh DPC PPP Kabupaten Rembang, untuk maju kembali sebagai bakal calon Bupati pada Pilkada serempak 23 September mendatang. Namun ia memastikan tidak masalah, jika seandainya batal mendapatkan restu rekomendasi dari Dewan Pengurus Pusat PPP. (Musyafa Musa).