Rembang – Pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang menanyakan air tidak keluar, kenapa masih saja membayar rekening tiap bulan, langsung mendapatkan tanggapan dari Direktur PDAM Rembang, Muhammad Affan.
Affan menjelaskan ada rekening minimal pemakaian, yakni 10 Meter kubik ke bawah. Artinya, kalau air yang keluar hanya 1 Meter kubik, maka bayarnya sama ketika air keluar sebanyak 10 Meter kubik. Per Meter kubik biayanya Rp 2.850 dikalikan 10 Meter kubik dan ditambah dengan biaya administrasi, totalnya Rp 35.000.
“Jadi memang sudah lama ada rekening pemakaian minimal. Istilahnya zaman dulu abonemen. Kalau pelanggan pakai 1-10 meter kubik, bayarnya ya sama segitu, Rp 35 Ribu, “ terang Affan.
Lalu kalau ada pertanyaan air tidak keluar sama sekali, kenapa masih membayar ? Hal itu yang mesti dilaporkan pelanggan, supaya pihaknya bisa menindaklanjuti untuk mengecek langsung ke sambungan rumah pelanggan. Banyak sekali kejadian, pelanggan PDAM merasa tidak mendapatkan air, tetapi setelah ditelusuri ternyata pipa airnya bocor.
“Pelanggan merasa nggak makai air, tapi setelah dicek di lapangan pipanya bocor. Maka kita butuh informasi lengkap di mana itu, biar dicek oleh petugas PDAM, “ tandasnya.
Bupati Rembang, Abdul Hafidz menganggap tarif air Rp 2.850 per Meter kubik termasuk sangat terjangkau. Jika dibandingkan dengan daerah lain, tarif tersebut lebih rendah.
“Saya kira kalau Rp 2.850 ya murahe pol. Kalau dibandingkan dengan daerah lain, PDAM Rembang paling murah. Minta turun tarif, lha nanti kalau PDAM nggak bisa beroperasi malah repot, “ kata Hafidz.
Tepat tanggal 31 Januari 2020, PDAM Rembang genap berusia 40 tahun. Pihak PDAM menyampaikan terima kasih atas saran maupun kritikan dari pelanggan, sebagai bahan untuk melayani lebih baik. (Musyafa Musa).