Imron Wijaya, Gulirkan Kampanye Matematika Menyenangkan
Imron Wijaya, saat ditemui di SMA N I Lasem, Selasa (21/01).
Imron Wijaya, saat ditemui di SMA N I Lasem, Selasa (21/01).

Lasem – Matematika oleh sebagian besar kalangan sering dianggap sebagai pelajaran menakutkan. Untuk mengikis rasa itu, di Kabupaten Rembang bergulir program Gerakan Nasional Pemberantasan Buta Matematika. Bagaimana caranya membuat Matematika yang semula menakutkan, menjadi mudah dan terasa menyenangkan ?

Koordinator Gerakan Nasional Pemberantasan Buta Matematika Kabupaten Rembang, Imron Wijaya menjelaskan pihaknya saat ini menjalankan program pelatihan, sasarannya guru-guru SD dan Madrasah Ibtidaiyah.

Ada 6 kali pelatihan, sejak bulan November 2019 dan akan berakhir bulan Februari 2020. Semula 41 orang guru ikut pelatihan, tapi seiring seleksi alam hingga saat ini mengerucut tinggal 32 orang guru.

“Pelatihan ketiga dan keempat kami gelar tanggal 18-19 Januari kemarin, nanti untuk periode terakhir tanggal 1-2 Februari 2020. Harapannya, guru-guru inilah yang akan mengimplementasikan hasil pelatihan, “ ujarnya, Selasa (21 Januari 2020).

Pada umumnya Matematika sering dikaitkan dengan angka, namun melalui pelatihan tersebut, guru mendapatkan materi belajar bernalar dan kontekstual. Basisnya tidak lagi menyesuaikan kurikulum, melainkan dengan pendekatan ilmu dasar Matematika, sehingga bisa diterapkan pada berbagai tingkatan sekolah.

“Jadi nggak melulu berhubungan dengan angka. Guru diajari bernalar, terus aplikasikan. Oh ini arahnya kemana. Dengan begitu belajar Matematika, Fisika maupun Kimia ya mudah, “ ungkap guru berusia 40 tahun ini.

Imron mengakui di Provinsi Jawa Tengah, berdasarkan hasil survei, nilai Matematika para pelajar di bawah usia 15 tahun, yang tergolong baik hanya 2,25 %, kemudian nilai cukup 20,3 %, sedangkan sekira 78,25 % nilainya kurang.

Ia berharap dengan adanya Gerakan Pemberantasan Buta Matematika, dapat memudahkan sistem pembelajaran, sehingga meningkatkan prestasi akademik, sekaligus memunculkan siswa-siswa unggulan.

“Kalau melihat komposisi nilai Matematika yang ada di Jawa Tengah seperti itu, semoga kedepan bisa terus naik. Untuk Kabupaten Rembang, kita belum adakan survei, “ terang Imron.

Guru Fisika di SMA N I Lasem yang tinggal di Desa Ngemplak Kecamatan Lasem ini menambahkan pihaknya ingin membentuk tim inti 5-10 orang, dari hasil pelatihan. Melalui tangan mereka pula yang nantinya bisa menularkan ilmu belajar Matematika lebih mudah kepada guru-guru lainnya di tingkat kecamatan. (Musyafa Musa).

News Reporter

Tinggalkan Balasan