Pemohon KTP Membludak, Pintu Pelayanan Dindukcapil Jebol
Pintu pelayanan di kantor Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil mengalami kerusakan. (Foto atas) Antrean pemohon KTP membludak sampai ke pinggir Jl. Rembang – Blora, Sabtu (18/01).
Pintu pelayanan di kantor Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil mengalami kerusakan. (Foto atas) Antrean pemohon KTP membludak sampai ke pinggir Jl. Rembang – Blora, Sabtu (18/01).

Rembang – Pintu pelayanan di kantor Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Rembang jebol, gara-gara membludaknya pemohon kartu tanda penduduk (KTP). Pengunjung saling berdesak-desakan, karena mereka tidak sabar mengantre.

Kepala Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil, Moch. Daenuri menjelaskan kebetulan pihaknya baru saja menerima 4 ribu blangko KTP. Sejak hari Jum’at (17/01), pelayanan dibuka. Puncak kedatangan pemohon terjadi pada hari Sabtu (18/01), mencapai 1.000 orang lebih. Petugas sudah menyampaikan kapasitas pembuatan dalam sehari rata-rata mencapai 400 KTP. Di atas 400, berkas permohonan tetap diterima, namun KTP baru jadi keesokan harinya.

Meski sudah ada nomor antrean, namun banyak pemohon berdesak-desakan. Akibatnya, pintu kaca loket pelayanan pecah, karena warga saling dorong.

“Orang di dalam maupun di luar sama-sama penuhnya. Ya sudahlah ini kantor milik negara, kalau rusak besok kita benahi. Sementara nggak pakai AC pendingin ruangan dulu, mungkin pakai kipas angin, sambil nunggu pintunya selesai diperbaiki, “ ujarnya, Minggu (19 Januari 2020).

Mereka yang mengurus KTP, kebanyakan pemegang surat keterangan (Suket) pengganti sementara KTP. Pengajuan hari Jum’at maupun Sabtu langsung dilembur dan sudah jadi. Karena persediaan blangko 4 ribu, perkiraan akan habis dalam beberapa hari kedepan, maka ia berencana berangkat ke Jakarta, untuk mengambil blangko KTP lagi. Kemungkinan bisa mendapatkan tambahan 6 ribu keping blangko KTP.

“Di Jakarta ini kan tersedia hanya 1,4 juta blangko KTP. Kalau diserahkan ke provinsi Jawa Tengah saja, langsung habis, soalnya di Jawa Tengah yang memegang surat keterangan pengganti KTP sudah 1,6 juta orang. Makanya saya harus segera ke Jakarta, cepet-cepetan dengan daerah lain, “ imbuhnya.

Dibalik antusias masyarakat mengurus KTP, Daenuri menilai ada sisi positifnya. Mereka mau mengurus sendiri, tanpa melibatkan calo yang rawan dipungut biaya.

“Pak Dirjen sudah wanti-wanti jangan sampai KTP, KK, akta kelahiran jadi uang. Kalau pakai calo atau penghubung, mau nggak mau ya akan jadi uang, “ tandas Daenuri.

Ia menegaskan KTP elektronik sekarang ini sifatnya berlaku seumur hidup. Kecuali mengelupas wujudnya, patah, hilang atau ada perubahan data, diarahkan untuk mengganti baru. (Musyafa Musa).

News Reporter

Tinggalkan Balasan