

Gunem – Persaingan antar pabrik semen di Indonesia sepanjang tahun 2019 semakin ketat. Produksi PT. Semen Gresik Pabrik Rembang harus menyesuaikan dengan kondisi pasar yang cenderung agak lesu.
Gatot Mardiyana, Kepala Departemen Komunikasi Dan Hukum PT. Semen Gresik Pabrik Rembang menjelaskan hal itu di sela-sela kegiatan jalan sehat, meramaikan ulang tahun ke-6 pabrik semen di kawasan pabrik Desa Kajar, Kecamatan Gunem, Jum’at pagi (17 Januari 2020). Meski demikian, Gatot menegaskan PT. Semen Gresik Pabrik Rembang tetap masih mampu bertahan, menghadapi situasi tersebut. Ia bahkan optimis pada tahun 2020 ini, operasional pabrik akan lebih siap.
“Kompetitor kita memang sangat luar biasa. Marketnya ketat sekali. Alhamdulilah kami di Rembang masih bisa survive dan kedepan, insyaallah lebih siap lagi. Kalau kapasitas produksi, biar nanti dijelaskan oleh holding PT. Semen Indonesia, “ ujarnya.
Terkait program CSR pabrik, menurutnya akan terus berjalan. Tahun 2020, kemungkinan besar akan lebih mengarah pada dunia pendidikan dan pelestarian alam. Sedangkan target bedah rumah tidak layak huni, untuk lingkungan sekitar pabrik, diproyeksikan sekira 12 unit.
“Kontribusi lebih fokus di dunia pendidikan, kita arahkan kesana, kemudian pelestarian alam. Kalau program bedah rumah masih tetap, “ tandasnya.
Gatot menambahkan jalan sehat kali ini diikuti para pelajar SD di ring 1 sekitar pabrik semen. Jumlahnya mencapai hampir 300 an anak. Pihaknya sengaja melibatkan anak-anak SD, untuk memberikan pemahaman kepada mereka, bahwa dunia industri bukan sesuatu yang harus ditakuti, karena menjadi bagian peradaban masyarakat. Tetapi mesti dihadapi, agar nantinya industri mendatangkan manfaat.
“Selain biar sehat, kita juga ingin tanamkan bahwa industri juga memberikan manfaat. Jangan sampai ada pemahaman yang nggak pas terhadap dunia industri. Tidak untuk ditakuti, “ imbuh Gatot.
Tidak hanya jalan sehat, tetapi dalam rangkaian ulang tahun PT. Semen Gresik Pabrik Rembang ini juga akan digelar pentas wayang kulit, hari Senin (03/02/2020), sebagai wujud kepedulian melestarikan budaya Jawa. (Musyafa Musa).