Rembang – Penderita gizi buruk karena kurang asupan gizi, pihak Pemerintah Kabupaten Rembang memastikan sudah ditangani melalui program pemberian makanan tambahan pemulihan. Tapi diakui menjadi sulit penanganannya, ketika gizi buruk disebabkan karena sejumlah penyakit yang menyertai.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang, Ali Syofii mengatakan kasus gizi buruk di wilayahnya mencapai 90 an sepanjang 1 tahun. Dari data tersebut dipetakan, penderita gizi buruk bukan semata-mata akibat kurang asupan gizi. Tapi sebagian penderita, lantaran terkena penyakit dulu, kemudian baru berimbas pada kurang gizi. Untuk kasus seperti ini, kali pertama penyakitnya harus disembuhkan dan baru fokus pada penambahan gizinya.
“Jadi ada penyakit yang melatarbelakangi, kalau seperti ini memang agak sulit. Harus dicari dulu penyebab penyakitnya, untuk diselesaikan. Baru gizi buruknya dituntaskan, “ ungkap Ali.
Ali menambahkan kasus penderita gizi buruk yang meninggal dunia di Desa Timbrangan, karena balita menderita penyakit dan berdampak pada kondisi gizinya. Tapi jika murni gizi buruk, menurutnya tidak ada alasan untuk tidak dituntaskan, karena Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang sudah mencanangkan penambahan makanan tambahan untuk pemulihan. Minimal jangka waktunya didampingi selama 4 bulan.
“Jadi nggak hanya makanan saja, tapi dianggarkan pula untuk pendampingnya. Saya pastikan kalau murni gizi buruk, anggaran pemulihan sudah siap, “ tandasnya.
Lalu bagaimana sejauh ini kinerja bidan desa, untuk mengoptimalkan penurunan penderita gizi buruk ? Menurut Ali, data penderita gizi buruk berasal dari bidan desa. Bahkan sudah ada pantauan melalui aplikasi khusus, sehingga setiap saat mereka diketahui perkembangannya. Kedepan diharapkan pendampingan gizi buruk akan lebih optimal. (Musyafa Musa).