Rembang – Bupati Rembang, Abdul Hafidz menilai bahaya jika sebuah media terus-terusan hanya memberitakan kejelekan pemerintah, tanpa mengimbangi sisi baik pemerintah yang telah dilakukan untuk melayani masyarakat.
Abdul Hafidz berpendapat dalam pemberitaan mestinya berimbang. Tidak hanya berita jelek saja, tetapi juga ada yang baik. Ia khawatir kalau tidak berimbang, rawan mengganggu stabilitas.
“Jangan sampai masyarakat diberi berita-berita sepihak. Digoleki eleke thok, ini bahaya. Yo apike yo eleke, “ Kata Hafidz.
Bupati mempersilahkan apabila wartawan membuat berita berisi kritikan sebagai bentuk kontrol sosial. Ia akan menerima dengan lapang dada, karena kritik dapat memotivasi Pemerintah Kabupaten Rembang, untuk meningkatkan pelayanan.
“Bukan berarti kalau berita jelek jangan diberitakan, nggak seperti itu. Silahkan temen-temen wartawan melakukan kontrol. Lagipula ini juga dapat memotivasi pemerintah, “ imbuhnya.
Abdul Hafidz mengamati kadang kala muncul pihak-pihak menyuarakan kegagalan pemerintah, tanpa didasari data dan fakta. Motivasinya beragam. Mulai dari terdorong oleh keinginan pribadi atau kelompok, motif ingin menjatuhkan pemerintah atau karena mencari popularitas.
Bupati mencontohkan terkait pertumbuhan ekonomi Kabupaten Rembang tahun 2018 mencapai 6,18 %. Peningkatan itu sengaja ia dengung-dengungkan terus, agar masyarakat tidak menerima informasi yang salah.
“Saya nggak pernah nekan-nekan Badan Pusat Statistik (BPS). Mereka yang ngasih ke kita, bukan kita yang minta. Sekarang tinggal dibedah saja kemajuan Kabupaten Rembang dari berbagai sisi, terutama ekonomi. Sengaja saya sampaikan berulang-ulang, agar masyarakat tidak terpengaruh oleh statemen yang tidak berdasarkan fakta, “ tandasnya.
Bupati menimpali menjelang pemilihan Bupati dan Wakil Bupati tahun 2020, muncul kecenderungan media juga rentan ditumpangi untuk kepentingan politik. Ia berharap media tetap netral dan fokus pada fungsi informasi publik. (Musyafa Musa).