Rembang – Muncul kekhawatiran profesi petani di Kabupaten Rembang terancam hilang, karena minimnya regenerasi. Maka Bupati Rembang, Abdul Hafidz mendorong dinas terkait untuk menciptakan generasi cinta pertanian.
Abdul Hafidz menyampaikan hal itu saat hadir di kantor Dinas Pertanian Dan Pangan Kabupaten Rembang, hari Jum’at (01 November 2019). Bupati mengakui pola pikir anak-anak sekarang, cenderung tidak ingin menekuni pekerjaan orang tuanya sebagai petani, karena menganggap pertanian tidak menguntungkan.
Menyikapi fenomena tersebut, pemerintah berupaya memprioritaskan perhatian terhadap sektor pertanian, agar nantinya bisa tumbuh generasi-generasi baru. Karena jika sampai profesi petani semakin berkurang, produktivitas sudah pasti akan menurun.
“Saya tahu persis rekasane wong tani, maka tidak ada salahnya pemerintah sekarang terus mendorong pertanian. Bagaimana petani ini ada generasi penerusnya. Kalau nggak ada, ya akan mengurangi produktivitas di bidang pertanian, “ ungkapnya.
Hafidz menambahkan kebijakan pemerintah yang lebih mengutamakan sektor pertanian, bukanlah tanpa alasan. Di Kabupaten Rembang, penyumbang tertinggi pertumbuhan ekonomi, berasal dari sektor pertanian. Setelah itu, baru disusul sektor kelautan dan perdagangan.
“Produk domestik regional bruto (PDRB) kita paling tinggi disumbang dari sektor pertanian. Makanya nggak heran pertumbuhan ekonomi Kab. Rembang, terbesar ditopang pertanian. Untuk itu saya mohon petugas yang membidang pertanian, dapat menindaklanjuti program-program pusat, provinsi maupun kabupaten, “ tandasnya.
Menurutnya, masih ada harapan untuk menggairahkan pertanian di Kabupaten Rembang. Apalagi setelah muncul industri tembakau, bermitra dengan para petani. Informasi yang ia terima, dalam sehari rata-rata uang Rp 5 Milyar digelontorkan perusahaan guna membeli tembakau petani, pada musim panen. Selain tembakau, ia berharap muncul inovasi-inovasi lain, sehingga anak-anak muda melirik lagi daya tarik pertanian. (Musyafa Musa).