Rembang – Median beton pembatas tengah Jalan Pemuda di depan Kantor Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Rembang, yang semula tertutup rapat, akhirnya dibuka sekira 5 Meter.
Ruas jalan itu sempat menuai sorotan, karena setelah ditutup median, banyak pengendara sepeda motor yang nekat melawan arus kendaraan, terutama ketika ingin masuk “Jl. Cinta”, di sebelah barat Jl. Pemuda. Berbagai kalangan mengusulkan supaya median jalan dibuka, supaya tidak membahayakan keselamatan berlalu lintas. Akhirnya beton pembatas dibuka.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Rembang, Moch. Daenuri menjelaskan tidak hanya masyarakat, tetapi Bupati dan Wakil Bupati Rembang juga pernah mengusulkan agar akses di titik itu jangan ditutup seluruhnya.
Karena beton yang dibuka hanya sekira 5 Meter, menurut Daenuri hanya berfungsi untuk belok sepeda motor dan mobil kecil.
“Kalau bus jelas nggak bisa di situ. Kan yang dibuka kecil, ya biar sepeda motor belok lewat situ. Nggak melawan arus dari utara, kemudian masuk ke “Jl. Cinta”, “ kata Daenuri.
Daenuri mengakui banyak sekali usulan bukaan atau titik putar kendaraan, semenjak pelaksana proyek memasang median jalan dari Perempatan Galonan sampai depan Kantor Kecamatan Rembang Kota. Tapi pihak pelaksana mengacu ketentuan dari Dirjen Perhubungan Darat, bukaan atau titik putar kendaraan diberi pada rentang jarak 400 – 800 Meter. Kalau terlalu banyak bukaan, justru dikhawatirkan lalu lintas akan semrawut.
Meski demikian dengan adanya median jalan ini, tetap memiliki efek positif. Selain menunjang estetika kota, antar kendaraan juga tidak sembarangan bebas menyalip.
“Nggak hanya di Rembang, di Jakarta pun ketika ada pemasangan median, pejabat-pejabat yang kebetulan tinggal di pinggir jalan minta bukaan. Jadi nggak kaget. Soal masih ada pelanggaran, ya kembali lagi ke kesadaran masyarakat, “ imbuhnya.
Sebelumnya, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) proyek yang menangani peningkatan jalan Pemuda, Ardita E. Manurung menyatakan penentuan titik bukaan jalan, sudah melalui perhitungan tekhnis di lapangan. (Musyafa Musa).