Rembang – Bupati Rembang, Abdul Hafidz blak-blakan suka dukanya memimpin Kabupaten Rembang.
Abdul Hafidz mengakui sukanya tidak banyak, tetapi dukanya yang banyak. Baginya, dalam kondisi apa pun, senang maupun susah harus bisa dikelola dengan baik. Ia baru merasakan senang, apabila kebijakan yang diambil Pemerintah Kabupaten dapat menyelesaikan masalah dan bermanfaat bagi masyarakat.
“Jadi memang tidak hanya Bupati, siapa pun pasti mengalami suka dan duka. Maka kita sebagai hamba Allah harus bisa mengelola dengan baik. Pada saat duka kita harus bagaimana, kalau suka bagaimana. Sukanya, kalau kita bisa menyelesaikan persoalan masyarakat dan bermanfaat, “ kata Hafidz.
Lalu apa dukanya ? Ia menganggap cukup banyak, tapi enggan mengungkap secara fullgar. Hafidz sebatas mencontohkan secara umum, manakala dirinya harus memutuskan. Ada pihak yang senang, ada pula yang menentang. Pada situasi semacam itu, rasa sedihnya sebagai pimpinan mulai muncul, karena ingin memuaskan semua pihak.
“Begitu kita putuskan, ada yang senang, ada pula yang nggak suka. Padahal saya sebagai pimpinan, harus mengambil keputusan. Kalau dibiarkan, bisa memicu konflik. Mau nggak mau harus diputuskan. Melihat warga yang nggak puas itulah, saya sedih, “ tandasnya.
Kepala daerah asli Dusun Mudal Desa Pamotan, Kecamatan Pamotan ini dulunya merintis karier sebagai sopir bus mini, penjual emas, kemudian anggota DPRD, Wakil Ketua DPRD, Wakil Bupati dan menduduki pucuk pimpinan tertinggi di Kabupaten Rembang. Pada Pilkada 2020 mendatang, akan diajukan kembali sebagai bakal calon Bupati dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP). (Musyafa Musa).