PSIR Tak Ikut Liga 3 Menuai Sorotan, Bupati Blak-Blakan
Sejumlah pemain PSIR Rembang ketika merayakan gol, pada musim kompetisi 2018 lalu. Entah kapan momen itu akan terulang lagi.
Sejumlah pemain PSIR Rembang ketika merayakan gol, pada musim kompetisi 2018 lalu. Entah kapan momen itu akan terulang lagi.

Gunem – Ketika mengisi talkshow “Halo Bupati” di SMP N I Gunem, Selasa pagi (08 Oktober 2019), Bupati Rembang, Abdul Hafidz blak-blakan menanggapi nasib tim PSIR yang tidak mengikuti kompetisi Liga 3.

Dalam talkshow yang disiarkan langsung oleh Radio R2B, S Radio dan CB FM ini, Hafidz menyatakan bahwa PSIR masih dalam pengelolaan perseroan terbatas (PT). Ia berpendapat pemerintah tidak terkait secara langsung, tetapi memiliki tanggung jawab moral untuk mendukung keberadaan PSIR. Setelah tim terdegradasi ke Liga 3, ternyata pihak PT pengelola PSIR tidak mendaftarkan diri ikut kompetisi, sampai batas akhir penutupan. Ia pribadi kecewa dengan keputusan tersebut.

“Sudah pernah saya sampaikan kepada pecinta PSIR, bahwa PSIR ini dikelola PT, murni swasta. Kami secara struktur organisasi tidak ada kaitan. Kenapa PT nggak mendaftarkan sampai menit-menit terakhir. Nggak hanya suporter, saya pun kecewa, “ ungkap Bupati.

Hafidz kemudian membeberkan meski terpisah dari manajemen pengelola PSIR, namun Pemkab Rembang sudah berulang kali memfasilitasi pendanaan PSIR. Ia mencontohkan ketika manajemen mengajukan tiket terusan, pihaknya mendorong kalangan kepala desa maupun aparatur sipil negara (ASN) ikut membantu. Begitu pula komunikasi dengan perusahaan-perusahaan, agar turut menghidupi PSIR, ia turun langsung.

“Misal minta tolong sama PT. Semen Gresik, mbok ya PSIR diopeni, lalu dikasih bantuan Rp 150 Juta. Kalau nggak Bupati yang minta tolong, dikasih Rp 10 Juta, mboh yo mboh ora. Kami sudah sekuat tenaga, agar PSIR tetap eksis, “ ungkapnya.

Bupati menimpali karena PT pengelola PSIR sudah lepas tangan, maka Pemkab Rembang ingin mencari manajemen lain yang siap menangani tim PSIR tahun 2020 mendatang. Pemkab saat ini sedang fokus mematangkan program pembinaan pemain-pemain muda, supaya pada musim kompetisi tahun 2020, bisa ikut meramaikan kompetisi.

“Karena tahun ini nggak daftar, ya kita harus cari manajemen yang siap menangani. Untuk mengisi waktu, kita siapkan generasi penerus. Pemain dibina mulai sekarang, biar mereka siap ketika kompetisi tahun depan, “ tandas kepala daerah asli Dusun Mudal Desa Pamotan ini.

Sejauh ini belum ada informasi tentang sanksi yang akan dijatuhkan PSSI kepada PSIR, gara-gara tidak ikut kompetisi Liga 3. Kemungkinan terburuk, PSIR yang semula akan berlaga di pra putaran nasional, kelak harus merangkak dari liga amatir tingkat provinsi. (Musyafa Musa).

News Reporter

1 thought on “PSIR Tak Ikut Liga 3 Menuai Sorotan, Bupati Blak-Blakan

Tinggalkan Balasan