

Rembang – Petugas Satpol PP Kabupaten Rembang mempunyai cara khusus untuk menyadarkan anak-anak punk, ketika mereka terjaring razia. Salah satunya yakni dengan menggunduli rambutnya dan melakukan kegiatan baris berbaris.
Kepala Bidang Ketertiban Umum Ketentraman Masyarakat Dan Penegakan Perda Satpol PP Kabupaten Rembang, Teguh Maryadi mengatakan anak punk sering diidentikkan dengan rambut gimbal tak terurus. Makanya untuk mengikis kesan tersebut, anak punk yang terkena operasi, langsung digunduli rambutnya. Setelah itu disuruh mandi, diberi makan dan dibina.
“Model pembinaan kita ya seperti itu mas, maksudnya baik supaya mereka sadar, bahwa jalan yang ditempuh nggak bener. Habis mandi dan makan, baru dilakukan pembinaan. Kayak upacara di sekolah, hormat pada bendera merah putih, baris berbaris. Pokoknya pembinaan yang mendidik, “ kata Teguh.
Teguh Maryadi menimpali keluhan anak punk berkeliaran, kerap kali diterima Satpol PP. Ia mencontohkan Selasa (17/09) pekan ini, pihaknya menerima laporan dari masyarakat mengenai keberadaan anak punk di sekitar Masjid Jami’ Lasem. Petugas langsung kesana dan mendapati 6 anak punk.
Selain itu, petugas Satpol PP juga merazia puluhan pelajar yang sedang nongkrong di warung kopi pada jam pelajaran, di Pamotan. Paling banyak berasal dari siswa SMA N I Pamotan.
“Warkopnya kebetulan di utara SMA N Pamotan. Yang siswa SMA N Pamotan kita serahkan kepada pihak sekolah, langsung dibina. Untuk pelajar dari sekolah lain sama anak punk, langsung kita bawa ke kantor Satpol PP. Orang tua pelajar kita panggil. Ya biar pembinaan lebih efektif, “ urai Teguh.
Menurut Teguh, Satpol PP mengoptimalkan keberadaan patroli pagi, untuk menindaklanjuti keluhan warga. Peran serta masyarakat cepat memberikan informasi, maka akan lebih cepat pula Satpol PP dalam bertindak. (Musyafa Musa).