Rembang – Kamar jenazah di sebuah rumah sakit kerap diidentikkan berada di pojok paling belakang, sehingga bagi sebagian orang muncul kesan menakutkan. Kondisi semacam itu sempat terjadi dalam rentang waktu cukup lama di rumah sakit dr. R. Soetrasno, rumah sakit milik Pemerintah Kabupaten Rembang.
Namun kini manajemen rumah sakit melakukan gebrakan menarik, dengan memindahkan dan merombak kamar jenazah. Penampilan kamar jenazah yang baru membuat pangling, bahkan mirip seperti bangsal perawatan kelas VIP.
Kepala Seksi Pengembangan Rumah Sakit dr. R. Soetrasno Rembang, Nurdin Fahrudi menjelaskan kamar jenazah dialihkan ke bagian depan, atau tepatnya sisi selatan rumah sakit, menempati bekas ruangan fisioterapi. Tentu saja jauh lebih luas, dibandingkan kamar jenazah sebelumnya.
Di bangunan baru, tempat memandikan jenazah dibedakan antara jenazah laki-laki dan jenazah perempuan. Kemudian dilengkapi pula ruang perkantoran, ruang sholat jenazah bagi muslim dan ruang berduka bagi non muslim, ruang tamu, dan mushola yang semuanya sudah ber AC. Selain itu disiapkan alat-alat pelindung diri untuk penanganan pasien yang meninggal dunia karena infeksi.
“Kami berupaya agar kamar jenazah sesuai standar. Selain membuat ruang-ruang untuk berbagai keperluan, pengendalian infeksi juga kita perhatikan, “ kata Nurdin.
Nurdin menambahkan pemindahan kamar jenazah dari belakang ditarik ke depan, tak sekedar ingin mengurangi kesan “angker”, tetapi juga bertujuan untuk memuliakan jenazah dan melayani sebaik mungkin keluarga pasien yang sedang berduka.
Hanya saja kamar jenazah sekarang masih belum mempunyai tempat pendingin untuk menyimpan jenazah. Ia beralasan harganya relatif mahal. Satu kotak kapasitas 4 jenazah, bisa mencapai Rp 2 Milyar.
“Kamar jenazah baru mulai operasikan sejak bulan Juni tahun ini. Yang belum punya, piranti tempat pendingin menyimpan jenazah. Meski nggak sering dipakai, tetapi sesekali diperlukan. Harganya lumayah mahal, karena nggak hanya pendingin, tapi ada sistem yang mengatur, “ imbuhnya.
Ada yang menarik dibalik penataan kamar jenazah baru ini. Sejumlah bagian memanfaatkan barang dari renovasi ruangan lain. Begitu pula tempat memandikan jenazah merupakan hasil modifikasi sendiri pegawai rumah sakit, sehingga biaya penataan dapat ditekan dan hanya menghabiskan anggaran sekira Rp 75 Juta. (Musyafa Musa).