

Rembang – Wakil Bupati sekaligus Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Rembang, Bayu Andriyanto mendorong agar petugas Unit Transfusi Darah (UTD) dengan petugas di Markas PMI bersama-sama meningkatkan kekompakan. Ia menyerukan hal itu, karena terkadang antara UTD dengan pihak markas berjalan sendiri-sendiri.
Bayu menyampaikan masalah tersebut, ketika membuka latihan gabungan relawan PMI se Jawa Tengah di depan rumah dinas Wakil Bupati, Jum’at siang (30 Agustus 2019).
Menurut Bayu, petugas Unit Transfusi Darah (UTD) dengan markas memiliki tugas berbeda. Namun mempunyai tujuan yang sama, untuk kemanusiaan. Termasuk dalam kegiatan latihan gabungan, relawan tidak diberi bekal uang saku, tetapi nyatanya bisa berjalan.
“Niki boten disangoni to ? wis do sangu dewe-dewe. Antara UTD dan markas, kadang sing siji nengen, sing siji ngiwo, gak iso bergandengan. Sudahlah kita bersama-sama sesuai maqomnya, ayo bareng-bareng, “ kata Bayu.
Bayu kemudian menyinggung banyaknya peristiwa kebakaran di wilayah Kabupaten Rembang. Relawan-relawan ikut turun tangan membantu. Kalau pun tidak diganti secara materi, Bayu menganggap hal itu sebagai bagian dari ladang amalan.
“Ketika bicara soal bencana, hampir setiap Minggu ada kebakaran, kalau panjenengan ikut bergerak, tidak diganti secara materi, bismillah diniati menjadi ladang amal bagi kita. Hubungan dengan manusia dapet, hubungan dengan Allah dapet. Anda termasuk orang yang beruntung, “ tandasnya.
Sementara itu, pengurus Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Jawa Tengah, Mu’rifah menyoroti bencana kekeringan. Kebetulan pihaknya mendapatkan bantuan truk tangki air dari PMI pusat sebanyak 9 unit. Rencananya ditambah 4 unit lagi. Armada kendaraan tersebut dipinjam bergantian secara bergilir, guna mengurangi dampak bencana kekeringan. Tiap daerah diberi batasan waktu 1 bulan.
“Temen-temen daerah yang pinjem tangki air, sesuai kesepakatan 1 bulan di daerah A. Habis itu gantian ke daerah lain. Kami di Jawa Tengah paling banyak mendapatkan bantuan armada tangki air dari pusat, “ beber Mu’rifah.
Lebih lanjut Mu’rifah menyampaikan latihan gabungan relawan PMI se Jawa Tengah bukan kompetisi. Melainkan ajang untuk saling bertukar pengalaman, antara relawan satu daerah dengan daerah lain. Materi-materi berisi pertolongan pertama, penyelamatan, posko dan pendataan akan diberikan oleh instruktur.
“Kendal misalnya top di bidang pertolongan pertama, tularkan sama yang lain. Kemudian PMI Kota Semarang, jago di bidang rescue, ayo tularkan. Biar kegiatan ini bisa bermanfaat untuk kita semua, “ pungkasnya.
Latihan gabungan relawan PMI se Jawa Tengah berlangsung di Desa Trenggulunan, sebuah daerah rawan bencana tanah longsor di perbukitan Kecamatan Pancur. Setelah prosesi pembukaan di Rembang selesai, para relawan PMI langsung bergeser menuju Desa Trenggulunan. Mereka akan berada di kampung tersebut selama 3 hari. (Musyafa Musa).