Ini Yang Paling Dikhawatirkan, Jika Semua Desa Terjebak Garap Pariwisata
Bupati Rembang, Abdul Hafidz tertarik melihat produk kerajinan dari batok kelapa dalam pameran Bursa Inovasi Desa di lapangan Desa Sluke.
Bupati Rembang, Abdul Hafidz tertarik melihat produk kerajinan dari batok kelapa dalam pameran Bursa Inovasi Desa di lapangan Desa Sluke.

Rembang – Pemberdayaan desa diminta jangan sampai terjebak hanya pada sektor pariwisata saja, karena kalau dipaksakan, rawan tidak kuat bertahan lama.

Bupati Rembang, Abdul Hafidz menyampaikan masalah tersebut seusai membuka Bursa Inovasi Desa di lapangan Desa Sluke, Kecamatan Sluke, Kamis (22/08). Menurutnya, potensi desa satu sama lain berbeda, sehingga tidak mungkin semua arahnya ke sektor pariwisata. Pemberdayaan bisa memanfaatkan potensi pertanian, perkebunan, kuliner maupun sektor lain.

Jika dipaksakan menggarap pariwisata, Bupati khawatir hanya bertahan sebentar. Padahal menyedot dana desa lumayan besar. Ia mencontohkan taman bunga di Desa Padaran, Rembang, apakah konsep semacam itu mampu berkelanjutan untuk jangka panjang. Maka dirinya menyarankan kepada pemerintah desa melakukan kajian tekhnis terlebih dahulu, sebelum menentukan program pemberdayaan.

“Sumber daya desa berbeda-beda. Kalau ramai-ramai semua pariwisata, paling seminggu dua Minggu hilang. Padahal kita ingin inovasi di desa jangan putus di tengah jalan. Pemberdayaan kan pakai uang negara, bahaya kalau seperti ini, “ ujar Bupati.

Hafidz menambahkan pihaknya sudah menerbitkan Peraturan Bupati (Perbup) tentang 30 persen dana desa untuk pemberdayaan masyarakat, lantaran saat ini pembangunan desa sudah mulai bergeser, dari sektor infrastruktur menuju pemberdayaan.

“Jadi pemberdayaan nggak hanya fisik, tapi juga ekonomi dan manusia. Arahan pak Presiden yang pembangunan infrastruktur dikurangi, dialihkan ke pemberdayaan. Pola pikirnya harus dirubah, “ imbuhnya.

Sementara itu, dalam Bursa Inovasi Desa di lapangan Desa Sluke mencakup untuk 7 kecamatan, masing-masing Kecamatan Sluke, Lasem, Pancur, Sedan, Sarang, Sale dan Kecamatan Kragan. Produk-produk unggulan dari desa dipamerkan.

Ketua Tim Pelaksana Inovasi Desa Kecamatan Sedan, Ahmad Musthofa berharap nantinya pihak desa melakukan ATM, yakni Amati, Tiru & Modifikasi, sehingga kegiatan mana yang cocok untuk desa, dapat dimasukkan melalui penganggaran APBDes pada tahun 2020 mendatang.

“Di sini pamer ide, pamer inovasi dari berbagai desa. Wilayah Rembang timur total ada 28 kegiatan. Monggo pihak desa bisa memilih, mana yang paling layak untuk masuk APBDes tahun depan. Ingat ATM, Amati, Tiru & Modifikasi, “ terangnya.

Saat berkeliling meninjau stand pameran Bursa Inovasi Desa, Bupati maupun Wakil Bupati Rembang tertarik membeli produk warga desa. Bupati Abdul Hafidz membeli tempat jajanan dan lampu belajar dari batok kelapa, sedangkan Wakil Bupati Bayu Andriyanto membeli lampu hias gantung, juga dari bahan batok kelapa. Kerajinan tersebut merupakan hasil karya warga Desa Sale, Kecamatan Sale. (Musyafa Musa).

News Reporter

Tinggalkan Balasan