Rembang – Tiap kali perayaan Idul Adha, penyembelih hewan qurban memegang peranan penting, karena jika salah tekhnik sedikit saja, dampaknya akan berbahaya bagi keselamatan penyembelih sendiri maupun warga lainnya.
Sutrisno, Ketua Panitia Penyembelihan Hewan Qurban di Dusun Kedungdoro, Kelurahan Leteh, Rembang, mengungkapkan ada sejumlah hal yang harus diantisipasi, yakni kaki maupun kepala hewan qurban jangan sampai berontak. Pernah beberapa waktu lalu kaki sapi berontak hingga mengenai kaki warga sampai cedera. Makanya kaki ternak qurban mesti dipastikan aman terpegang.
Selain kaki, kepala juga harus diwaspadai. Manakala kuat bergerak, dikhawatirkan senjata tajam untuk menyembelih akan terlepas dan mengenai warga di dekatnya. Menurut Sutrisno, prinsip kuncinya dalam menyembelih hewan qurban adalah jangan sampai menyiksa dan secepat mungkin pisau dapat memotong tenggorokan hewan qurban.
“Pengalaman tahun pertama ada warga kakinya cedera dipancal kaki sapi. Begitu juga kepala, biar tidak berontak, tali pengikat di dekat hidung diganjel pakai besi. Selain itu matanya kita tutup pakai telinga ternak, kita do’akan Bismillahi Ya Allahu Akbar, ternyata lumayan tenang, “ terangnya, Minggu (11/08/2019).
Sutrisno menambahkan dari 2 ekor sapi yang disembelih, 1 diantaranya memiliki ukuran sangat besar. Semula warga sempat agak panik, tapi beruntung semua bisa berjalan lancar, tanpa kendala berarti. Dari proses mengikat kaki sapi hingga penyembelihan selesai, maksimal hanya butuh waktu 5 menit.
“Dari tahun ke tahun kita mengalami perubahan peningkatan yang lebih syariat. Alhamdulilah prosesnya lancar, berkat kerja sama tim. 2 atau 3 menit tiap ekor sapi sudah selesai, termasuk yang sapi ukuran jumbo, “ imbuh Sutrisno yang juga merangkap sebagai penyembelih hewan qurban.
Saat ditanya bagaimana untuk mengantisipasi agar daging qurban tidak “prengus”, terutama ternak kambing ? Sutrisno mengakui ada tekhnik khusus. Jika menyembelih pada posisi tenggorokan agak ke bawah, cenderung daging yang dihasilkan berbau “prengus”. Tapi apabila posisi menyembelih tenggorokan sisi atas, daging relatif lebih tidak berbau prengus. (Musyafa Musa).