

Rembang – Para pemain PSIR Rembang Usia 17 tahun yang berlaga di ajang Piala Soeratin, mayoritas didominasi dari dua klub sepak bola. Pihak pelatih menyampaikan bukan bermaksud monopoli, tetapi semata-mata disebabkan karena situasi kondisi yang kurang memungkinkan.
Pelatih PSIR Rembang U 17, Bambang “Max” Handoyo mengatakan dari 20 an orang pemain, rata-rata memang dipasok dari klub Bina Sakti Desa Kebonagung Kecamatan Sulang dan klub Galaxy Desa Gedangan, Rembang.
Ia menceritakan waktu itu sebulan sebelum kompetisi bergulir, tidak ada pemain yang disiapkan jauh-jauh hari. Lantaran waktunya semakin mepet dan kebetulan pemain dua klub itu rutin latihan, sehingga ditarik untuk memperkuat PSIR Rembang U 17.
Bambang mengakui masih banyak kekurangan yang harus dibenahi. Sambil mengikuti kompetisi, menurutnya pelan-pelan pihaknya akan meningkatkan penampilan pemain.
“Sebenarnya waktu itu saya punya incaran pas ada event sepak bola remaja. Cuman karena pengurus nggak tanggap, mau gimana lagi. Untungnya kita terbantu sama dua klub ini, jadi ya terima kasih sekali. Meski masih banyak kekurangan dari sisi koordinasi dan pressing, yang penting optimis, “ kata Bambang.
Sementara itu salah satu pemain PSIR U 17 Tahun, Rizki Aldi Nur Cahya menganggap komposisi pemain sudah merata. Tapi karena relatif baru terbentuk, sehingga koordinasi antar lini belum padu.
“Saya juga baru pertama ini bergabung sama temen-temen, jadi belum begitu klop di lapangan. Bener kata pak pelatih tadi, masih ada PR yang harus diselesaikan segera, “ ungkapnya.
Di Piala Soeratin, PSIR Rembang sendiri tergabung dalam satu group dengan Persipa Pati, Persik Kendal dan PSD Demak. Saat laga perdana di Stadion Krida Rembang, baru-baru ini, PSIR U 17 menang 1 – 0 atas tim Persik Kendal. (Musyafa Musa).