Rembang – Pemerintah Kabupaten Rembang memetakan sejumlah kecamatan yang sering menjadi langganan kesulitan air bersih terparah, tiap musim kemarau.
Kepala Seksi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Rembang, Pramujo mengakui wilayah Kabupaten Rembang sering mengalami musim kemarau datang lebih awal dan memasuki musim penghujan paling akhir.
“Kabupaten Rembang sudah masuk kemarau bulan Mei lalu, bulan Agustus – September puncaknya. Musim kemarau ini perkiraan sampai Oktober – November, “ kata Pramujo.
Ia memprediksi desa-desa yang terdampak bencana kekeringan, hampir sama dengan peta bencana kekeringan tahun lalu. Namun ada 4 kecamatan yang desanya cenderung paling banyak menghadapi krisis air bersih, yakni Kecamatan Sumber, Kaliori, Sulang dan Kecamatan Kragan.
“Kalau sebarannya merata hampir di 14 kecamatan. Cuman ada beberapa kecamatan yang paling parah, “ ujarnya.
Pramujo menimpali BPBD menyiapkan anggaran sebesar Rp 100 Juta, guna menyalurkan droping air bersih kepada masyarakat. Jika nantinya dana tersebut habis, dan warga masih membutuhkan pasokan air, maka pihaknya akan mengajukan bantuan kepada Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, serta mengandalkan bantuan CSR dari sektor swasta.
“Dana Rp 100 Juta itu ada peningkatan ketimbang tahun lalu. Kalau nantinya habis, kita akan ajukan ke provinsi dan menunggu bantuan air dari pihak-pihak lain. Mulai perbankan, hingga perusahaan-perusahaan, “ imbuh Pramujo.
Sementara itu, Kepala Desa Megulung, Kecamatan Sumber, Suhartono membenarkan dampak musim kemarau terasa cukup parah, padahal baru memasuki bulan Juli. Ia sulit membayangkan bagaimana kalau sampai bulan September belum turun hujan.
“Tahun lalu nggak separah ini. Sekarang baru bulan Juli, warga kami sudah kesulitan air. Ya terpaksa antre berjam-jam dari sumur bor di selatan kampung. Semoga ramalan kemarau tahun ini lebih panjang, nggak sampai terjadi. Sektor rumah tangga yang paling merasakan imbasnya, “ pungkasnya. (Musyafa Musa).