Rembang – Setelah beberapa atlet Muay Thai Kabupaten Rembang terjun ke dunia profesional, membuat proses regenerasi menjadi kebutuhan penting. Hal itu karena mereka tidak bisa lagi membela Kabupaten Rembang pada event tingkat Jawa Tengah, termasuk Pekan Olahraga Provinsi (Porprov).
Mantan pelatih Muay Thai Kabupaten Rembang, Sena Kurnia Putra mengakui masalah tersebut. Ia kebetulan secara khusus menugaskan Muhammad Rojul, anak asuhnya warga Desa Lohgede, Kecamatan Sumber, Rembang. Misinya, mencari bibit-bibit muda potensial yang layak diorbitkan bergabung dengan kontingen Kabupaten Rembang dan bersiap menjajal dunia amatir dulu.
“Rojul sudah saya beri tugas, untuk mencari atlet-atlet muda. Pengurus tinggal support saja. Semoga nanti bisa menemukan bakat terpendam. Apakah saya besok melatih di Rembang lagi atau gimana, ya nunggu perintah dari manajemen Han Academy Solo, “ kata Sena yang tinggal di Solo ini.
Sementara itu, Muhammad Rojul mengatakan dalam program latihan rutin di depan Stadion Krida Rembang maupun latihan private, dirinya sudah mempunyai gambaran, atlet mana saja yang bisa diturunkan untuk ajang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Tengah tahun 2022 mendatang.
Sementara yang jadi kendala, sulit mencari atlet pada kelas 52 kilo gram, karena rata-rata mereka kurang bernyali berlaga di kelas yang terkenal ketat persaingannya itu.
“Kalau kelas 56 dan 60 Kg, tampaknya lebih mudah mendapatkan atlet. Kebetulan Porprov Jawa Tengah juga masih lama, yakni tahun 2022. Mumpung masih ada waktu, kita akan terus mencari, “ ujarnya.
Wakil Ketua Pengcab Muay Thai Kabupaten Rembang, Musyafa Musa mengungkapkan pihaknya ingin mengadakan road show ke sekolah-sekolah, untuk lebih mengenalkan cabang olahraga Muay Thai.
“Sering kali tahunya Muay Thai itu cabang olahraga berbahaya dan menakutkan. Kalau ini sudah terpatri tanpa pemahaman, saya khawatir sulit dapet atlet. Padahal semua sudah ditunjang dengan savety sesuai standar olahraga tarung bebas, insyaallah aman, “ terangnya.
Sebelumnya, beberapa atlet Muay Thai Kabupaten Rembang memutuskan meninggalkan kelas amatir dan masuk ke dunia profesional. Mulai Dwi Ani Retno Wulan, atlet warga Desa Ngulaan Kecamatan Bulu, kemudian Dian Nurianita atlet warga Desa Samaran Kecamatan Pamotan. Shaka Chandra Dewi, atlet dari Desa Pedak Kecamatan Sulang, rencananya juga tertarik ingin menyusul mencicipi kerasnya dunia profesional. (Musyafa Musa).