Serangan Mematikan Stroke, dr. Vania Berikan Tips CERDIK
dr. Vania Engeline Bachtiar ketika talk show di Radio R2B Rembang, Kamis (27/06).
dr. Vania Angeline Bachtiar ketika talk show di Radio R2B Rembang, Kamis (27/06).

Rembang – Penyakit stroke, kondisi ketika pasokan darah ke otak terganggu, akibat penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah, kini tidak hanya menyerang kaum lanjut usia. Namun tak jarang juga mulai menghinggapi pasien-pasien yang usianya tergolong masih muda.

Dokter spesialis syaraf dari Rumah Sakit Bhina Bhakti Husada Rembang, Vania Angeline Bachtiar saat talk show kesehatan di Radio R2B, Kamis pagi (27 Juni 2019) mengungkapkan siapapun perlu mewaspadai serangan penyakit stroke.

Menurut Vania, cukup banyak gejala yang muncul, pada waktu stroke mulai menyerang. Namun ada beberapa kejadian, bisa menjadi deteksi dini. Semisal kesemutan salah satu sisi tubuh, nyeri kepala hebat, merasakan lengan lemas sebelah, sehingga kalau diminta mengangkat kedua tangan, posisinya tidak sama. Kemudian kondisi mulut mencong ke satu sisi. Selain itu, bisa terlihat pula dari cara yang bersangkutan komunikasi.

“Kalau yang komunikasi ini, nggak bisa mengucapkan tapi memahami apa yang orang lain katakan. Sebaliknya, dia bisa ngomong tapi nggak paham maksudnya, jadi seperti nggak nyambung, “ ungkapnya.

Vania mengajak masyarakat lebih peduli terhadap kemungkinan serangan stroke, karena kencenderungan pasien baru berobat saat kondisinya parah. Untuk mencegah stroke, ia memberikan singkatan Cerdik, supaya lebih mudah mengingat.

C berarti cek kesehatan secara berkala, E enyahkan asap rokok, R rajin aktivitas fisik atau olahraga, D diet sehat dengan gizi berimbang, I istirahat yang cukup dan K kelola stres.

“Sering banget, ketika pasien datang dalam kondisi tekanan darah tinggi. Hipertensi itu kan rentan memicu stroke. Saat saya tanya pernah kontrol nggak, jawabnya nggak. Kadang yang sudah pernah kena stroke pun bilangnya jarang minum obat dan nggak kontrol. Jadi kan nggak tahu tekanan darahnya berapa, “ imbuh Vania.

Berdasarkan hasil survei Sample Registration System (SRS) tahun 2014, stroke merupakan penyakit paling mematikan nomor satu di Indonesia. Sebanyak 21,1 persen kasus stroke berakhir pada kematian dalam satu tahun terakhir.

Selama talkshow berlangsung, sejumlah penelfon menanyakan masalah stroke, terutama seputar gejala dan penanganan. Khusus pemulihan, saat ini pasien lebih banyak mengandalkan visioterapi di rumah sakit. (Musyafa Musa).

News Reporter

Tinggalkan Balasan