Kambing Sukses Kalahkan Harimau, Kok Bisa ?
Makam Mbah Abdurrohman di Desa Waru, Rembang. (foto atas) Ilustrasi kambing dan harimau.
Makam Mbah Abdurrohman di Desa Waru, Rembang. (foto atas) Ilustrasi kambing dan harimau.

Rembang – Ada kisah menarik dibalik upaya Syech Abdurrohman atau Mbah Abdurrohman, dalam mensyi’arkan agama Islam di Desa Waru, Rembang dan sekitarnya. Meski sebatas cerita turun temurun yang berkembang di tengah masyarakat, namun kisah yang melegenda tersebut, mengandung filosofi yang dapat bermanfaat bagi kehidupan umat. Seperti apa, Jelajah Islam akan mengisahkannya untuk anda.

Adalah Sukran Mashuri, penjaga makam Syech Abdurrohman di Desa Waru, yang masih terngiang-ngiang dengan cerita keunikan Syech Abdurrohman.

Kala itu, saat masih muda, Syech Abdurrohman yang merupakan keturunan seorang pujangga Kerajaan Demak, menimba ilmu di sebuah pondok pesantren, dan mempunyai teman dekat bernama Mbah Zarkasyi. Begitu selesai mondok, Syech Abdurrohman pulang menuju Desa Waru, sedangkan Mbah Zarkasyi kembali ke Banyuwangi, Jawa Timur, sama-sama untuk menyebarkan agama Islam.

Lama tak berjumpa, suatu ketika keduanya merasa kangen. Dengan kesaktian yang dimiliki, Syech Abdurrohman berangkat ke Banyuwangi naik kambing. Dalam waktu bersamaan, Mbah Zarkasyi juga akan berkunjung ke Waru, naik seekor harimau.

Di tengah perjalanan, keduanya pun bertemu. Mbah Zarkasyi meminta supaya kambing milik Syech Abdurrohman dijauhkan, agar nantinya tidak diterkam harimau. Tapi Syech Abdurrohman membiarkan kambing dan harimau saling berdekatan. Saat sahabat lama ini asyik mengobrol, tiba-tiba terdengar suara gaduh, terjadi pergumulan harimau dan kambing.

“Dari kejauhan, mbah Zarkasyi bilang, pasti kambingmu mati disantap macanku. Mbah Durrohman menanggapi ya dilihat saja, siapa yang mati, “ kisah Sukran.

Begitu mendekat, ternyata justru yang mati terkapar adalah harimau, sedangkan kambing yang menang. Pada saat itulah, Syech Abdurrohman memberikan nasehat kepada Mbah Zarkasyi, agar lebih memperdalam ilmu agama Islam.

Bukan berarti harimau yang diidentikkan sebagai raja hutan dan kuat, tak bisa dikalahkan oleh makhluk yang dianggap lebih lemah. Selama Allah SWT menghendaki.

“Ngajinya diperdalam lagi, jangan hanya belajar syariah, tetapi juga pada tataran toriqah, haqiqat dan ma’rifat. Semua yang bisa mengalahkan hanya Allah. Nggak mesti kambing yang lemah akan kalah dari harimau. Nggak mustahil kalau Allah yang menghendaki. Setelah itu, keduanya pulang ke daerah masing-maisng, “ tutur Sukran yang dulu pernah memperkuat tim PSIR Rembang ini.

Sukran menambahkan makam Syech Abdurrohman tergolong cukup luas, berada di tengah makam-makam lainnya. Ia menyebut tiap hari Sabtu malam Ahad Pon dan Jum’at malam Sabtu Legi, diadakan pengajian rutin serta sholawatan. Santri yang datang ke makam tersebut, sebagian berasal dari luar kampung.

Dengan cara semacam ini, pihaknya ingin mensyi’arkan agama Islam, sekaligus mengenang sejarah perjuangan Syech Abdurrohman.

“Pengajian biasanya baru selesai sampai jam setengah 11 malam. Kalau malam Sabtu malam Ahad Pon yang ngisi pengasuh Ponpes Al-Irsyad Kauman, Rembang. Kalau yang Jum’at malam Sabtu Legi, kiainya bergantian. Kita ingin ngalap berkah dari seorang auliya, yang berjasa mengenalkan agama Islam, “ bebernya. (Musyafa Musa).

News Reporter

Tinggalkan Balasan