Pergolakan Antar Kaum, Awal Dari Sayyid Hamzah Syato Masuk Sidorejo
Sayyid Hamzah Syato. (Gambar atas) Masjid Desa Sidorejo, Kecamatan Sedan.
Sayyid Hamzah Syato. (Gambar atas) Masjid Desa Sidorejo, Kecamatan Sedan.

Sedan – Perjalanan Jelajah Islam kali ini singgah di Masjid Desa Sidorejo, Kecamatan Sedan, sebuah daerah di wilayah Kabupaten Rembang bagian timur. Masjid ini memiliki sejarah cukup panjang, sekaligus menjadi saksi berkembangnya agama Islam di Kecamatan Sedan. Seperti apa kisah Masjid tersebut, antara dulu dan sekarang. Jelajah Islam akan membedahnya.

Masjid Jami’ Sidorejo berada di pusat titik strategis, pinggir pertigaan jalan yang menghubungkan antara Desa Sidorejo, dengan desa-desa lainnya. Masjid Sidorejo merupakan salah satu dari beberapa masjid tua di Kabupaten Rembang. Sebagai perbandingan, Masjid Agung Rembang dibangun tahun 1814, sedangkan Masjid Sidorejo Kecamatan Sedan berdiri pada tahun 1884 Masehi.

Mengacu riwayat sejarah, Masjid dibangun kali pertama oleh seorang ulama, Oesman Zahid atau Kiai Utsmani, kemudian dilanjutkan puteranya, Kiai Nahrowi. Generasi berikutnya yang mampu semakin memakmurkan Masjid Sidorejo, setelah datang Sayyid Hamzah Syato, tokoh Ahlussunnah Waljama’ah, yang juga keturunan Raja Abdul Aziz.

Ulama yang bermukim di Yaman itu pindah ke Indonesia, karena terjadi pergolakan antar kaum di negaranya. Singkat cerita, beliau kenal dengan KH. Abdul Hamid, sampai akhirnya menjejakkan kaki di Sidorejo, Sedan.

Bangunan asli Masjid Sidorejo yang masih kokoh berdiri, tetap dipertahankan. Bagian tengah dipercaya merupakan peninggalan masa Oesman Zahid, sedangkan sisi timur peninggalan Hamzah Syato. Peran Hamzah Syato terakhir kali diwujudkan melalui pembangunan Masjid, sebelum Indonesia merdeka. Untuk Masjid bagian barat termasuk tambahan bangunan baru.

Kepala Desa Sidorejo, Kecamatan Sedan, Ahmad Hilal mengatakan dengan mempertahankan keaslian Masjid, menjadi salah satu cara untuk mengenang tokoh-tokoh pendiri Masjid. Apalagi mereka sangat berjasa dalam syi’ar agama Islam, sehingga Kecamatan Sedan menjelma seperti sekarang. Banyak pondok pesantren yang menjadi jujugan santri dari berbagai daerah.

“Harapan kami jangan sampai melupakan sejarah atau peninggalan masa lalu. Kita ingin terus mengenang tokoh-tokoh yang berjasa mendirikan Masjid, sekaligus menyebarkan agama Islam. Mereka adalah tonggak sejarah, “ tuturnya.

Sayyid Hamzah Syato wafat sekira tahun 1940 dan dimakamkan di Makam Demang Sidorejo, Sedan. Setiap tanggal 23 Muharam (syura), diadakan haul Sayyid Hamzah Syato yang selalu dipadati ribuan umat dari berbagai daerah. Bahkan ruas jalan di Desa Sidorejo dan sekitarnya sampai macet, karena berubah seperti lautan manusia.

“Yang datang ke sini dari Jawa Tengah maupun Jawa Timur. Acuannya, setelah haul Bonang, haul Kajen Pati dan haul Tuban, baru kemudian haul di Sedan ini. Acaranya macam-macam, ya pengajian, ya bazar. Semata-mata untuk mendo’akan dan mengingat kembali tokoh-tokoh yang berjuang menyebarkan agama Islam, “ imbuh Hilal.

Saat bulan suci Ramadhan seperti sekarang, denyut nadi keagamaan di Masjid Sidorejo kian meningkat. Pada siang hari, banyak umat memilih iktikaf di dalam Masjid, sambil menunggu waktu sholat berjamaah. Sehabis Ashar, diisi pengajian mengupas kitab sampai berbuka puasa. Usai tarawih, dilanjutkan dengan tadarus Al-Qur’an hingga selesai pukul 22.00 Wib.

“Di dalam Masjid, kaum remaja Masjid maupun ulama-ulama di sini selalu memakmurkan kegiatan di bulan Ramadhan. Memang agak berbeda dengan hari biasa. Lha kalau di luar, dari depan Masjid sampai pasar Sedan, pinggir jalan selalu ramai yang berjualan ta’jil. Berkah bulan suci Ramadhan, “ tandasnya.

Bagi masyarakat Sidorejo, sosok ulama Sayyid Hamzah Syato terkenal memiliki sikap kedermawanan yang sangat tinggi. Contohnya ketika bertemu anak-anak, sering memberikan manisan atau uang. Lebih dari itu, Sayyid Hamzah Syato tidak hanya membangun Masjid Sidorejo Kecamatan Sedan. Namun total Masjid yang beliau dirikan, menurut riwayat sejarah tersebar di 63 lokasi. (Musyafa Musa).

News Reporter

Tinggalkan Balasan