Rembang – Di sela-sela kesibukan memimpin roda pemerintahan Kabupaten Rembang, Bupati Rembang, Abdul Hafidz yang memiliki latar belakang sebagai seorang ulama, menjelajah dari satu kampung ke kampung lainnya selama bulan suci Ramadhan.
Bahkan sangat jarang berbuka puasa di rumah dinas bersama keluarga. Saat bertemu dengan umat, Hafidz sering mengingatkan ada 5 hal yang membuat puasa di bulan suci, hanya mendapatkan lapar dan dahaga. Apa saja itu, kami hadir lagi dalam Jelajah Islam.
Sore itu baru menunjukkan pukul 15.30 Wib. Bupati Rembang, Abdul Hafidz baru saja pulang dari kantor Sekretariat Daerah (Setda) Rembang. Tak berselang lama masuk rumah dinas, Hafidz sudah berubah. Dari yang semula mengenakan seragam dinas, kini memakai peci, baju koko panjang dan bersarung. Ia buru-buru masuk ke dalam mobil, dan meluncur dari halaman rumah dinas. Yang dituju adalah sebuah kampung, karena ingin melangsungkan kegiatan tarawih keliling (Tarling). Karena jaraknya lumayan jauh, Bupati pun harus berangkat lebih awal.
Selama bulan suci Ramadhan ini, jadwal Abdul Hafidz terbilang padat. Bahkan hampir tidak pernah bisa berbuka puasa di rumah dinas bersama keluarga. Hafidz menganggap tak masalah, karena ketika bertemu dengan masyarakat, justru akan menambah semangatnya.
“Jadi satu kecamatan ada satu desa yang kami kunjungi. Kita sholat tarawih bareng warga setempat. Alhamdulilah bisa ngibadah bareng kalih umat wonten deso-deso, “ ujar Bupati.
Selain sering didaulat menjadi imam ketika tarawih keliling, Bupati juga biasa memberikan tausiyah, seusai tarawih. Ada banyak hal yang ia sampaikan. Tak melulu menyisipkan kebijakan pemerintah, tetapi beragam ajaran Islam juga turut disyi’arkan.
Semisal apa saja yang membuat seseorang menjalankan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan, tetapi tidak mendapatkan pahala apa-apa. Kecuali hanya rasa lapar dan dahaga. Pahala akan gugur, karena 5 macam perbuatan, yakni berkata bohong, membicarakan keburukan orang lain, mengadu domba, sumpah palsu dan mengumbar nafsu syahwat.
“Kanjeng Nabi dawuhe niku, wong poso tapi oleh-olehe mung lesu lan ketelak, mergo wong poso melanggar 5 wau. Niki peringatan kulo lan panjenengan, supoyo pasane bener-bener ndadosaken dosane disepuro, diparingi barokah. Poso niku nyebabno bebasa kulo jenengan soko jeratan api neroko. Kuwi kang paling top, “ beber Hafidz.
Hafidz mengungkapkan ibadah-ibadah di bulan suci Ramadhan, selalu mendapatkan pahala luar biasa. Bahkan Allah SWT sudah menyiapkan secara khusus pahala bagi umatnya yang rajin beribadah. Maka ia berharap umat dapat memanfaatkan waktu sebaik mungkin, selama Ramadhan.
“Ganjarane dilipatgandakan, sampai ora ono sing ngerti piro lipat gandane. Sakliyane wulan poso, ganjaran tikele paling mung 10, 70, 700, tapi yen wulan poso gak ono sing ngerti. Allah dawuh sing bakale males aku dewe. Gak ono sing ngerti, amargo banget akehe. Tapi poso ora keno nggo dolanan, ora gampang ne pancen pengin nempuh ngoten niku, “ imbuh pria asli Desa Pamotan ini.
Tak jarang, Bupati menggelar tarawih keliling di Masjid-Masjid yang kebetulan akan memulai proses renovasi atau sedang dibangun. Hafidz menuturkan hal itu merupakan bagian jalan menuju syurga, sehingga sudah sepatutnya berlomba-lomba menyokong. Menurut Hafidz, barang siapa yang mau menata Masjid, kelak akan dibangunkan rumah dari mutiara di syurga.
“Mulane yen pengin duwe omah soko mutioro, meluo noto Masjid. Sing duwe sapi 5, didol 2, sing duwe gelang 6 didol 2. Iki kesempatan soale. Ora kok malah nggandhuli bapake, ojo pak. Kesempatan iki, mulane akeh-akehan mbantu Masjid, “ pungkas Hafidz.
Bagi Hafidz, Ramadhan menjadi sarana tepat menjalin kebersamaan dengan masyarakat. Tapi lebih dari itu, Ramadhan juga merupakan ladang ibadah untuk membawa umat meraih kadar ketaqwaan yang semakin kuat. (Musyafa Musa).