

Rembang – Jelajah Islam yang mengangkat tentang tokoh dan kisah-kisah menarik di dunia Islam, kali ini mengupas program Lazisnu Rembang, menggulirkan kegiatan menghapus tato secara gratis yang pertama di Kabupaten Rembang. Seperti apa respon masyarakat dan bagaimana cara penghapusan tato tersebut ? Ikuti kami dalam Jelajah Islam.
Menyangkut masalah ini, kami bertemu dengan Naf’an Fuadi, selaku panitia kegiatan hapus tato gratis dari Lazisnu Rembang. Naf’an berbagi cerita setelah akhir bulan April 2019 pendaftaran ditutup, tercatat sudah 250 an orang yang mendaftarkan diri. Mereka berasal dari berbagai daerah di Pulau Jawa, bahkan ada pendaftar dari Kalimantan.
“Ternyata banyak sekali, ada yang dari Kediri, Nganjuk, Surabaya, Pandeglang, Wonosobo, Solo, Semarang, termasuk Kalimantan, “ tuturnya.
Meski demikian jika pelayanan terhadap 250 orang tersebut hampir selesai, bisa saja kelak pendaftaran hapus tato gratis dibuka kembali, karena antusias masyarakat tergolong tinggi.
“Kemarin kawan-kawan jaringan NU di Kecamatan Dawe, Kab. Kudus sudah menyampaikan kalau ingin hapus tato, akan langsung diantar ke sini, kemudian yang dari Pati juga, 40 an orang sudah daftar. Tapi pelayanan seperti ini multi years ya, insyaallah bisa setiap tahun, “ ujar Naf’an.
Naf’an mengungkapkan tidak ada syarat apapun, untuk ikut program hapus tato gratis. Panitia ingin memudahkan, sehingga mereka tidak merasa terbebani. Tapi dari sisi kesehatan, tetap harus diperhatikan. Semisal bagi penderita diabetes, disarankan berkonsultasi dengan dokter dulu. Mengingat cara penghapusan tato memakai laser, jangan sampai potensi penyakit diabetes, justru semakin merusak kulit yang bersangkutan.
“Lama sebentarnya melaser tato tergantung berapa warna yang masuk ke dalam kulit. Kita intinya ingin memudahkan masyarakat. Kalau orang mau baik kok dipersulit dengan syarat-syarat, misal harus membaca atau menghafal berapa puluh surat Al-qur’an, nanti malah jadi beban dan nggak bisa mendekat. Biarlah itu nanti proses yang akan berjalan, “ tandasnya.
Bagi pemilik Toko Buku Kartini ini ada hubungan erat antara Islam dan tato. Tato bisa pula disebut sebagai rajah. Dalam sejumlah riwayat, Rasulullah Nabi Muhammad SAW melarang orang yang memberi rajah pada tubuhnya. Tato menurut para ahli hukum fiqih Islam juga diharamkan. Hal itu yang melatarbelakangi Lazisnu Rembang, keberadaan Lazisnu bisa memberikan manfaat, dibalik banyaknya orang ingin menghapus tato. Apalagi di luaran, biaya hapus tato relatif cukup mahal. Konon mencapai Rp 100 ribu tiap centi meter.
“Stigma masyarakat menganggap tato negatif. Dalam ajaran Islam, tato juga dilarang. Orang yang punya tato, suatu saat ada titik sadarnya. Ketika orang sadar dan mencari kawan, ternyata tidak mendapatkan, kasihan. Nah, kita ingin jadi kawan bagi mereka yang mungkin di tengah masyarakat, kurang mendapatkan perhatian. Bukankah gusti Allah tidak melihat jasad atau tampilan luarmu, tapi melihat hatimu, “ imbuhnya.
Lazisnu Rembang sudah belajar dari Lazisnu Temanggung yang lebih dulu melayani hapus tato. Mereka dari Temanggung juga siap mendampingi, apabila kegiatan pelayanan di Rembang mulai dilaksanakan. Mengenai alat, Lazisnu Rembang berencana menyiagakan 2 unit laser penghapus tato, dengan tenaga-tenaga yang melibatkan Badan Otonom Nahdlatul Ulama. Ditargetkan kegiatan hapus tato gratis ini, akan dimulai pada bulan Syawal atau sehabis Hari Raya Idul Fitri nanti.
“Belinya alat hapus tato di Cilacap. Nanti yang daftar akan kita masukkan ke dalam group WA, muda-mudahan nggak sampai bulan Syawal lewat sudah bisa kita mulai. Nanti yang perempuan dikerjakan oleh perempuan, sedangkan pemilik tato laki-laki juga ditangani laki-laki, “ pungkas Naf’an Fuadi kepada Jelajah Islam. (Musyafa Musa).