Rembang – Pihak Rumah Sakit dr. R. Soetrasno Rembang tidak menyiapkan bangsal perawatan khusus, bagi calon legislatif yang stres, karena tidak terpilih dalam Pemilu 2019.
Zaenal Abidin, Kasi Humas Rumah Sakit dr. R. Soetrasno Rembang ketika dikonfirmasi menyatakan hingga saat ini pelayanan kejiwaan rutin dibuka hari Selasa dan Kamis. Itupun ditangani oleh dokter spesialis jiwa dari rumah sakit Karyadi Semarang.
Jika memang nantinya ada pasien mengalami gangguan kejiwaan, akan mendapatkan layanan rawat jalan. Apabila ingin rujuk, biasanya pasien akan dibawa menuju Rumah Sakit Jiwa Amino Gondohutomo Semarang.
“Kami nggak ada persiapan khusus, pasca Pemilu ini ya. Biasa-biasa saja. Pelayanan jiwa dibuka tiap Selasa dan Kamis, dokter yang datang kesini dari Karyadi Semarang. Tapi sifatnya rawat jalan ya, bukan rawat inap, “ ungkapnya.
Zaenal menambahkan pihak rumah sakit dr. R Soetrasno Rembang saat ini sedang membangun bangsal perawatan khusus jiwa tiga lantai. Tahun ini memasuki pembangunan tahap kedua dan rencananya baru akan beroperasi tahun 2020.
“Proses pembangunan masih jalan mas, menyesuaikan dengan anggaran yang ada. Lhah kalau besok bangunan tersebut sudah jadi, barulah kita bisa melayani rawat inap,” tandasnya.
Sementara itu, hasil pengumpulan informasi Reporter R2B dari sejumlah kecamatan, pertarungan memperebutkan suara pemilih cukup ketat pada pemilihan DPRD Rembang. Bahkan sebagian Caleg harus membagi-bagikan uang melalui tim sukses, untuk meraih simpati pemilih. Tarif umum berkisar antara Rp 50 – 100 ribu per orang.
Seorang Caleg DPRD Rembang dianggap “aman” menggondol kursi, apabila meraup sekira 4.000 suara. Jika memberikan Rp 50 – 100 ribu setiap pemilih, maka ongkos politik berkisar antara Rp 200 – 400 Jutaan. Besarnya pengeluaran tersebut, dikhawatirkan rawan berdampak buruk terhadap kondisi psikologis Caleg yang tidak terpilih. (Musyafa Musa).