Bupati Ungkap Kelemahan Produk UMKM Kab. Rembang, Perintahkan Instansi Terkait Mengatasi
Bupati Rembang, Abdul Hafidz (mengenakan topi) melihat produk makanan olahan, saat berada di Desa Tahunan, Kecamatan Sale.
Bupati Rembang, Abdul Hafidz (mengenakan topi) melihat produk makanan olahan, saat berada di Desa Tahunan, Kecamatan Sale.

Rembang – Produk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Kabupaten Rembang, sangat banyak. Namun mayoritas masih sulit bersaing, karena salah satunya disebabkan kemasan produk kurang menjadi perhatian.

Bupati Rembang, Abdul Hafidz menyampaikan masalah tersebut, ketika mengunjungi stand pameran produk olahan di Desa Tahunan, Kecamatan Sale, belum lama ini. Ia mencontohkan sempat mencicipi keripik tempe. Rasanya enak, tapi wadahnya tidak menarik. Padahal kalau dikemas lebih bagus, akan mempunyai nilai jual tinggi.

“Tadi ada keripik tempe, itu plastiknya direkatkan dengan pakai uplik (lampu teplok-red). Lha sebenarnya kalau dibikin lebih bagus, kan bisa menarik pembeli. Ujung-ujungnya untuk menambah omset penjualan, “ kata Hafidz.

Bupati memerintahkan kepada Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi Dan UMKM Kabupaten Rembang untuk mencermati kelemahan produk UMKM di Kabupaten Rembang, dengan cara menggiatkan intensitas pelatihan maupun pendampingan. Menurutnya, potensi industri rumahan dapat diandalkan sebagai sarana memperkuat sektor UMKM.

“Saat ini Pemkab sudah membina ratusan (UMKM) di Kabupaten Rembang. Baru-baru ini belasan produk unggulan UMKM Rembang sudah dipajang dan dijual di galeri UKM Bandara Ahmad Yani Semarang, “ imbuh Bupati.

Di Desa Tahunan Kecamatan Sale sendiri, sejatinya memiliki produk olahan industri rumahan yang beragam. Mulai dari jamu, telur asin, hingga makanan ringan.

Seorang pelaku industri rumahan di Desa Tahunan, Ainur berharap tidak hanya sebatas menerima pelatihan, tetapi dirinya juga ingin difasilitasi sarana promosi dan pemasaran, supaya produk dari pelosok pedesaan lebih dikenal masyarakat luas.

“Masyarakat sini mengharapkan itu, pembinaan dari nol sampai jadi. Produk olahan Desa Tahunan banyak, cuma baru separuh jatuh separuh jatuh karena tidak pernah dapat pembinaan,” ujar Ainur.

Ainur menyadari menghidupkan UMKM agar tetap eksis, butuh keseriusan, semangat tinggi dan ketelatenan. Tapi kalau semangat itu dikombinasikan dengan program pemerintah, baginya akan menjadi pemompa semangat para pelaku UMKM. (Musyafa Musa).

News Reporter

Tinggalkan Balasan