Rembang – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Rembang mengingatkan masyarakat yang masuk peta rawan bencana banjir dan tanah longsor untuk meningkatkan kewaspadaan, karena diramalkan curah hujan tinggi masih akan terus berlanjut sampai bulan April mendatang.
Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Rembang, Purwadi Samsi menyatakan berdasarkan pemetaan, kerawanan banjir tersebar di Desa Dasun, Gedongmulyo dan Desa Ngemplak Kecamatan Lasem, kemudian Desa Krikilan, Kedungtulup dan Sekarsari di Kecamatan Sumber, serta Desa Kuangsan, Banggi dan Karangsekar di Kecamatan Kaliori. Sedangkan daerah rawan longsor lebih banyak, yakni mencapai 16 desa. Khusus rawan longsor, pihaknya mengklaim telah memasang alat deteksi dini di 3 titik, meliputi Desa Bendo Kecamatan Sluke, Desa Sendangcoyo dan Gowak Kecamatan Lasem.
“Alat ini bisa mengeluarkan suara, manakala ada pergerakan tanah. Nah, yang rawan longsor memang cukup banyak, sebarannya di Kecamatan Lasem, Sluke, Pancur, Sedan dan Kecamatan Sale, “ beber Purwadi.
Purwadi Samsi mengakui belakangan ini peristiwa banjir dan longsor, terkadang di luar prediksi peta rawan yang sudah ditetapkan. Untuk mengantisipasi, pihaknya mengintensifkan sosialisasi sekaligus pelatihan relawan tanggap bencana ke desa – desa.
“Jujur saja, terkadang bencana itu terjadi justru di luar daripada peta kerawanan. Saat ini kami giatkan sosialisasi ke wilayah yang jadi peta rawan banjir maupun longsor. Kami juga punya relawan yang siap sedia, ketika ada bencana, “ imbuhnya.
Sementara itu, seorang warga Desa Gowak Kecamatan Lasem, Jatmiko mengungkapkan pada musim penghujan periode tahun 2019 ini, kampungnya relatif aman dari terjangan bencana tanah longsor. Peristiwa terakhir longsor rumpun bambu sempat menutup akses jalan Dusun Sidorejo Desa Gowak, pada bulan Maret tahun 2018 lalu.
“Semoga saja aman mas, soalnya sini memang kalau curah hujannnya tinggi sangat mengkhawatirkan. Banyak rumah – rumah warga di bawah perbukitan, “ ujar Jatmiko. (Musyafa Musa).