

Sulang – Petani yang satu ini mampu menyulap lahan tandus bekas tambang galian tanah uruk, menjadi lahan produktif. Bahkan berkat uji cobanya menggunakan pupuk khusus, tanaman padi tumbuh subur dan sangat layak diandalkan. Apa rahasia dibalik keberhasilannya?
Namanya Paminto Dwi Atmojo, tinggal di Desa Kabongan Kidul, Rembang. Kebetulan ia mempunyai tanah seluas 1,5 hektar yang sempat menjadi pusat tambang tanah uruk di Desa Pedak, Kecamatan Sulang, atau tepatnya 300 Meter sebelah barat GOR Mbesi, Rembang.
Paminto menuturkan setelah aktivitas pengambilan tanah uruk selesai, ia memutuskan lahan tersebut ditanami padi. Meski sempat ragu, karena tekstur tanah batu padas. Ia menerima informasi ada jenis pupuk cair yang cocok untuk tanah tandus, namanya pupuk biotogrow. Dengan pemakaian pupuk tersebut, diperkirakan 1 hektar sawah dapat menghasilkan 8,8 ton gabah.
“Kalau dari arah GOR, langsung ke barat mas, posisinya kiri jalan. Sudah uji coba oleh PPL pertanian terkait khasiat pupuk biotogrow ini, Inpari 46 bisa menghasilkan panen hampir 9 ton. Insyaallah di lahan saya seluas 1,5 hektar ini, sanggup menghasilkan segitu, “ kata Paminto.
Paminto mengisahkan kali pertama mendengar pupuk biotogrow, langsung berusaha kesana kemari mencari. Di Kabupaten Rembang tidak menemukan, hingga akhirnya bisa membeli di daerah Cepogo, Kabupaten Boyolali. Pupuk jenis ini berupa cairan dan bisa langsung dicampur dengan pestisida. Usai disemprotkan ke tanaman, ia luar biasa kaget, karena pertumbuhan tanaman sangat bagus. Dalam satu rumpun, ada yang berisi sampai 50 batang. Bahkan sekarang tinggi tanaman padi, sedada orang dewasa.
“Saya beli pupuk biotogrow di Boyolali seharga Rp 110 ribu per botol. Untuk luas sawah saya 1,5 hektar, hanya habis 3 botol. Kalau petani tertarik mencoba pupuk ini, monggo saya juga menyediakan. Cukup Rp 120 ribu per botol, margin Rp 10 ribu untuk ongkos transportnya. Pemakaiannnya cukup irit kok, tangki isi 16 liter hanya butuh cairan pupuk 2 tutup botol, “ terang pria berusia 60 tahun ini.
Keberhasilan Paminto mengembangkan tanaman padi, menyedot perhatian masyarakat Desa Pedak dan sekitarnya. Mereka umumnya merasa heran terhadap ketangguhan tanaman di lahan tandus, ternyata tidak kalah dengan padi di sawah irigasi. Saat ini usia tanaman sudah mencapai 115 hari. Menurut rencana akan dipanen pada hari Senin (25/03) mendatang. (Musyafa Musa).