Sluke – Anggaran penanganan bencana tebing longsor di Desa Manggar, Kecamatan Sluke belum jelas. Padahal longsor di lokasi tersebut rawan meluas, jika curah hujan tinggi.
Wakil Ketua DPRD Rembang, Gunasih menuturkan seandainya menggunakan mekanisme tanggap darurat, akan lebih cepat. Sudah ada anggaran yang disiapkan oleh Pemkab Rembang, sekira Rp 1 Miliar. Syaratnya, membutuhkan penetapan surat keputusan (SK) dari Bupati Rembang bahwa peristiwa di Desa Manggar merupakan kejadian bencana alam.
Mekanisme lain, menggunakan alokasi anggaran pendapatan belanja daerah (APBD). Konsekuensinya menunggu waktu lama. Kondisi ini yang mengkhawatirkan, mengingat musim penghujan diramalkan masih 2 – 3 bulan lagi.
“Saya usul pakai tanggap darurat. Kalau pakai dana tanggap darurat ya cepat mas, syaratnya pak Bupati menetapkan SK bahwa kejadian di Desa Manggar merupakan bencana alam dan memerlukan penanganan cepat. Kalau nggak, ya cara lain pakai APBD. Lama nunggunya, padahal rumah yang di atas ini ya rawan, kalau tanah semakin tergerus, “ beber Gunasih.
Politisi Partai Demokrat yang tinggal di Desa Sendangmulyo, Kecamatan Sluke ini menambahkan posisi tebing longsor sangat sempit. Ia berpendapat kalau menerapkan konstruksi tebing seperti sekarang, tidak tepat, karena rentan terjadi longsor susulan. Gunasih menyarankan apabila ditangani, sebaiknya tanah dibor dulu dengan kedalaman 4 – 5 Meter. Setelah itu dipasangi besi bulat dan dicor, untuk menahan pergerakan tanah.
“Kalau sistemnya pakai pondasi, kan butuh tanah agak lebar. Di sini kan sempit sekali. Mau bikin pondasi saja, harus memakan tanah milik warga di bawahnya. Lebih baik dibor dan lubangnya dipasangi besi bulat dengan diameter 6 inchi, kemudian dicor. Menurut saya itu lebih efektif, “ imbuhnya.
Sebagaimana kami beritakan, tebing sepanjang 26 Meter di Desa Manggar Kecamatan Sluke longsor, pada tanggal 06 Maret lalu. Material longsoran, merusak dua rumah warga di tengah permukiman padat penduduk. (Musyafa Musa).