Hadapi Berbagai Kendala, Diperparah Serbuan Produk Palsu
Aktivitas pembuatan terasi di Dusun Matalan, Desa Purworejo, Kecamatan Kaliori.
Aktivitas pembuatan terasi di Dusun Matalan, Desa Purworejo, Kecamatan Kaliori.

Kaliori – Sektor usaha pembuatan terasi di Kecamatan Kaliori, Kabupaten Rembang masih menghadapi sejumlah kendala.

Wage, seorang pembuat terasi di Dusun Matalan Desa Purworejo, Kecamatan Kaliori mengatakan umumnya usaha pembuatan terasi, belum memiliki alat penggilingan rebon (udang kecil). Ia harus pergi ke daerah Mujil, Kecamatan Batangan, Kabupaten Pati untuk menggiling rebon. Tarifnya per kilo gram Rp 8.000.

Seandainya ada program bantuan dari pemerintah, ia berharap bisa mendapatkan alat penggiling rebon, supaya usaha terasi lebih memiliki daya saing.

“Kita harapannya sich punya sendiri, alat selepan rebon mas. Biar nggak perlu jauh – jauh ke Batangan, Pati, “ bebernya.

Wage menambahkan harga terasi rata – rata Rp 40 ribu per kilo gram. Tingkat pemasaran belakangan ini cenderung menurun. Apalagi jika diserbu produk terasi palsu yang harganya lebih murah. Ia mengingatkan tanda – tanda terasi palsu, warnanya hitam dan rasanya tidak enak. Tapi kalau produk dari Dusun Matalan, ia menjamin terasi asli dari penggilingan rebon.

“Dari udang lembut ini, nggak ada campuran. Biasanya disetor ke pasar dan dibeli dari bakul – bakul. Yang seperempat kilo gram Rp 10 ribu, kalau sekilo ya Rp 40 ribu. Namun rasanya pasar lagi lesu, “ kata Wage.

Selain di Kecamatan Kaliori, produk terasi Kabupaten Rembang juga dihasilkan dari beberapa lokasi, seperti Desa Bonang, Kecamatan Lasem. Meski terasi hanya untuk campuran membuat sambal dan keperluan memasak, namun barang ini bagi sebagian orang sering menjadi buruan. (Musyafa Musa).

News Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *