Bupati Tanggapi Komentar Soal “Lur Jalan Rusak, Pajake Rakyat Gimana Lurr..”
Bupati Rembang, Abdul Hafidz mengunjungi sebuah dusun tertinggal di Kecamatan Bulu, baru – baru ini.
Bupati Rembang, Abdul Hafidz mengunjungi sebuah dusun tertinggal di Kecamatan Bulu, baru – baru ini.

Rembang – Bupati Rembang, Abdul Hafidz merasa prihatin ketika upaya Pemerintah Kabupaten Rembang dalam membangun daerah, mendapatkan komentar miring di media sosial (Medsos) bernada mengolok – olok, bahkan terkadang melenceng jauh.

Bupati mencontohkan ketika ada jalan rusak, kemudian muncul tudingan pajak dari rakyat tidak digunakan untuk memperbaiki, tetapi dikorupsi pejabat. Ia mengingatkan bahwa ruas jalan kabupaten, panjangnya mencapai 680 kilo meter. Ketika ada jalan rusak 2 atau 3 kilo meter, selalu menjadi serbuan komentar, seakan – akan program Pemkab Rembang memperbaiki ratusan kilo meter jalan, tidak ada artinya.

Ada kalanya Bupati merasa nyaris putus asa. Namun karena sebagai pimpinan daerah tidak boleh putus asa, maka komentar pedas masyarakat dijadikan sebagai cambuk motivasi, untuk terus bergerak.

“Saya kadang putus asa, padahal putus asa nggak boleh. Saya harus bergerak dan ini jadi motivasi. Bayangkan soal jalan, misalkan kurang 2 – 3 kilo meter yang jelek. Langsung bilang lurr, wis biasa lurr Rembang wiwit cilik yo ngene ae, pajak rakyat gimana lur, gak dipakai menata jalan, tapi dikorupsi pejabat. Kan nggak enak seperti ini, masyaallah, “ ungkap Hafidz.

Bupati menambahkan program pemerintah tetap akan berjalan secara berkelanjutan. Tidak bisa tiap ada kerusakan, ditangani hari ini harus selesai. Dirinya memberikan gambaran 16 unit Puskesmas. Satu per satu direvitalisasi. Sekarang tinggal Puskesmas Lasem dan Sedan yang belum, targetnya dituntaskan tahun ini.

Meski PR masih cukup banyak, namun menurutnya Kabupaten Rembang menunjukkan trend semakin positif. Ia menyinggung soal pertumbuhan ekonomi tahun 2018 mencapai 6,19 %, di atas pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Tengah maupun nasional. Kemudian tingkat inflasi, Kabupaten Rembang hanya 2,65 %, sedangkan Provinsi Jawa Tengah dan nasional melampaui angka tersebut.

“Secara umum kita banyak kemajuan. Kemarin BPS sudah merelease pertumbuhan ekonomi Kabupaten Rembang cukup tinggi, 6,19 %. Ini BPS independen lho, nggak ada yang mempengaruhi. Saya juga nggak tahu bagaimana caranya menilai. Inflasi kita juga mampu ditekan, “ tegasnya.

Pada tahun 2019 ini, Pemkab Rembang akan menitikberatkan 7 sektor prioritas pembangunan, diantaranya peningkatan kualitas pelayanan pendidikan, peningkatan derajat kesehatan masyarakat, penurunan angka kemiskinan, percepatan pertumbuhan ekonomi, perluasan kesempatan kerja, kualitas infrastruktur, dan mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik. (Musyafa Musa).

News Reporter

Tinggalkan Balasan