

Rembang – Rumah milik Sulasmi, seorang janda warga Dusun Ngampo Desa Sridadi, Kecamatan Rembang Kota yang sempat ludes terbakar bulan November 2018 lalu, kini sudah berdiri kembali. Menariknya, rumah Sulasmi dibangun dengan konsep tekhnologi zaman now, yakni menggunakan bata interlock atau cara pemasangannya mirip mainan lego.
Nah..proyek percontohan tersebut diprakarsai oleh PT. Semen Gresik Pabrik Rembang. Pabrik semen plat merah itu menggelontorkan dana sekira Rp 47 Juta, untuk membangun rumah Sulasmi, berukuran 4 x 6 Meter.
Sulasmi mengaku lega bisa menempati rumah barunya yang kini terasa lebih nyaman.
“Matur nuwun sekali mas, tak dongakke ingkang mbantu kulo, diwenehi kesuksesan, lancar gaweane (terima kasih sekali, saya do’akan yang membantu saya, sukses dan pekerjaannya lancar-Red), “ kata wanita berusia 70 tahun ini.
Kepala Biro Humas Dan Bina Lingkungan PT. Semen Gresik, Kuswandi menyatakan bata interlock merupakan produk baru yang dikeluarkan oleh Semen Gresik. Jika rumah menggunakan bata interlock, akan memiliki sejumlah keunggulan. Pertama, proses pembangunan lebih cepat. Khusus rumah Sulasmi, pekerja hanya membutuhkan waktu 15 hari. Kelebihan lain, tidak terlalu banyak membutuhkan material, sirkulasi udara cukup baik, dan tahan terhadap gempa bumi.
“Jadi bata interlock ini seperti masang lego, satu sama lain saling mengait. Waktu mbangun rumah ibu Sulasmi, tukangnya baru tahap belajar. Itupun berlangsung cepat, apalagi kalau sudah pengalaman. Mungkin akan lebih cepat lagi. Dengan tekhnologi ini, harapannya masyarakat mengenal dan mau membeli produk kami, “ ujar Kuswandi.
Senin sore (28 Januari 2019), rumah Sulasmi di Dusun Ngampo, Desa Sridadi yang menjadi proyek percontohan, resmi diserahterimakan. Wakil Bupati Rembang, Bayu Andriyanto yang hadir dalam kegiatan tersebut menyampaikan terima kasih atas kepedulian PT. Semen Gresik Pabrik Rembang.
Menurut Bayu, untuk kesekian kali PT. Semen Gresik membuktikan sebagai perusahaan yang perhatian terhadap upaya pemerintah menurunkan angka kemiskinan. Tidak hanya membantu rumah tidak layak huni, tetapi juga memfasilitasi sarana pendidikan dan pemberdayaan masyarakat.
“Aku gak ngelem Semen Gresik, tapi buktinya sudah memberikan contoh bantuan yang sifatnya mengurangi kemiskinan. Didukung masyarakat dan perangkat desa Sridadi yang gambyak dan tanggap, semoga bermanfaat. Apalagi ini pakai bata interlock, percontohan rumah cepat, keren pokoknya, “ beber Bayu.
Setelah berhasil membangun rumah warga korban kebakaran di Desa Sridadi, PT. Semen Gresik dalam waktu dekat ini juga akan melakukan langkah serupa, dengan menata 4 unit rumah tidak layak huni di Kecamatan Sarang. Hal itu menindaklanjuti masukan dari Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin yang kebetulan asli warga Kecamatan Sarang. Saat ini Kecamatan Sarang masih menempati zona merah kemiskinan di Kabupaten Rembang. (Musyafa Musa).