Keluhan Langsung Tumpah, Saat Tim Monitoring Sejumlah Kementerian Datang
Tim monitoring stok garam dari lintas kementerian, mengecek penampungan garam di Desa Purworejo, Kecamatan Kaliori, Kamis sore (24/01).
Tim monitoring stok garam dari lintas kementerian, mengecek penampungan garam di Desa Purworejo, Kecamatan Kaliori, Kamis sore (24/01).

Kaliori – Hingga periode bulan Januari 2019 ini, stok garam di dalam gudang dari Kecamatan Kaliori sampai Kecamatan Sarang, mencapai 66 ribuan ton. Kenapa sampai masih sebanyak itu ?

Kepala Dinas Kelautan Dan Perikanan Kabupaten Rembang, Suparman membeberkan data tersebut, saat menerima kunjungan tim monitoring stok garam dari Manko Maritim, Kementerian Perindustrian, Perdagangan serta  Kementerian Kelautan Dan Perikanan di Desa Purworejo, Kecamatan Kaliori, Kamis sore (24/01).

Suparman mengakui saat ini petambak garam maupun pelaku usaha garam kesulitan memasarkan, sehingga banyak garam yang masih tertahan di dalam gudang. Kondisi sekarang jauh berbeda, ketimbang pada waktu panen raya tahun 2018 lalu. Ia berharap pemerintah pusat menggulirkan kebijakan, sehingga dapat membantu mempercepat pemasaran garam lokal.

“Angka 66 ribu ton itu pendataan terbaru tanggal 22 Januari 2019. Terus terang, petambak garam dan usaha pengolahan ini kesulitan menjual garam. Dulu ibaratnya garam masih di pinggir tambak, sudah dilirik pembeli. Sekarang menumpuk di gudang dan sulit terserap pasar, “ kata Suparman blak – blakan.

Suparman menambahkan kalau pemasaran pabrik usaha garam seret, maka akan berpengaruh terhadap serapan garam lokal. Ia menduga kondisi tersebut lantaran adanya produk garam yang beredar di pasaran dari pabrik besar. Salah satunya produk PT. Unichem, memiliki kualitas bagus dan harganya juga bersaing. Tanpa adanya pengendalian dari pemerintah, kedepan pasar akan semakin susah menyerap garam rakyat.

“Kami memohon pihak kementerian bisa mengimbau perusahaan – perusahaan besar, saat produksi garam berhenti seperti sekarang, mau membeli garam rakyat, sehingga stok di gudang dapat terserap. Mungkin waktu – waktunya ditentukan, paling tidak ada kerja sama komunikasi yang baik antara pusat dan daerah, “ bebernya.

Sementara itu dari pihak kementerian meminta para petambak garam di Kabupaten Rembang jangan langsung panik. Kalau produksi garam dimulai bulan Juli mendatang, artinya masih ada sisa waktu 5 bulan memasarkan. Saat ini kebutuhan garam nasional semakin meningkat, mengingat banyak industri yang membutuhkan pasokan garam, seperti farmasi, kosmetik maupun pengeboran minyak. Namun pejabat kementerian juga mengingatkan para petambak di Kabupaten Rembang, untuk terus meningkatkan kualitas garam, agar mampu bersaing di pasaran. (Musyafa Musa).

News Reporter

Tinggalkan Balasan