Gunem – Wakil Bupati Rembang, Bayu Andriyanto meminta supaya operasional PT. Semen Grerik Pabrik Rembang menekan seminim mungkin, dampak negatif terhadap lingkungan sekitar. Mulai dampak polusi debu, maupun efek getaran selama proses peledakan bahan tambang.
Bayu menyampaikan hal itu ketika membuka pentas wayang kulit dalam rangka HUT ke 5, Semen Gresik Pabrik Rembang di lapangan parkir timur pabrik semen Desa Kajar, Kecamatan Gunem, Kamis malam (17/01). Bayu mengisahkan pengalamannya berkunjung ke pabrik PT. Semen Gresik di Tuban, Jawa Timur. Karena upaya pabrik semen serius mengelola lingkungan pasca tambang, membuat sabuk hijau nya dinobatkan sebagai yang terbaik di Indonesia. Ia berharap langkah serupa juga diterapkan di Kabupaten Rembang, sehingga nantinya tidak akan memicu keluhan masyarakat.
“Di Tuban itu, ada aktivitas tambang, namun ekosistemnya tetap berkelanjutan. Lha di sini saya minta sama pak Dirut, mohon diperhatikan soal getaran, jangan sampai terasa sampai permukiman penduduk. Termasuk bleduk, hanya gara – gara bleduk, malah jadi masalah, “ tutur Bayu.
Bayu menimpali Kabupaten Rembang sudah ditunjuk menjadi daerah kawasan industri. Maka kedepan tidak hanya pabrik semen, tetapi akan bermunculan pabrik – pabrik besar lainnya. Dengan konsep padat karya, Bayu optimis akan menurunkan angka kemiskinan dan mendorong kesejahteraan masyarakat.
“Lha pabrik – pabrik ini memberikan kail untuk masyarakat, bentuknya pekerjaan. Kalau pengangguran berkurang, kesejahteraan masyarakat akan semakin bagus. Saya nggak perlu bicara soal pro dan kontra. Tetapi dengan keberadaan pabrik, dampak ikutannya bagi ekonomi semakin terasa. Semoga Rembang Bangkit menuju masyarakat madani, “ imbuh Bayu.
Sementara itu, Direktur Utama PT. Semen Gresik, Mukhamad Saifudin membeberkan langkah – langkah, untuk membantu masyarakat, dari sisi pemberdayaan maupun infrastruktur, selama tahun 2018. Ia mencontohkan sudah memfasilitasi pembentukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di 5 desa sekitar pabrik, yakni Desa Kajar, Pasucen, Tegaldowo Kecamatan Gunem, kemudian Desa Kadiwono Kecamatan Bulu dan Desa Ngampel, Blora. Masing – masing menerima anggaran Rp 326 Juta.
“Tak hanya memfasilitasi BUMDes, kami juga membangun sarana air bersih, membantu penataan infrstruktur. Seperti jalan, sekolah, jembatan maupun penataan rumah tidak layak huni. Tahun kemarin ada 12 rumah direnovasi, dengan biaya Rp 560 an Juta, “ ungkap Saifudin.
Mukhamad Saifudin menambahkan khusus pagelaran wayang kulit kali ini mengisahkan lakon “Mbangun Taman Maerokoco”, dengan duet dalang Ki Seno Nugroho dari Yogyakarta dan Ki Gondrong Al Frustasi Puji Darsono dari Pancur, Kabupaten Rembang. Selain itu diramaikan sinden bule asal Hungaria, Agnes Serfozo yang sangat mahir melantunkan gending – gending Jawa. Menurutnya, masyarakat dari manapun boleh masuk ke lingkungan pabrik semen untuk menonton wayang. Selain sebagai ajang silaturahmi antara warga dengan pengelola pabrik, pihaknya ingin pentas wayang kulit rutin setiap tahun ini menjadi sarana melestarikan budaya leluhur. (Musyafa Musa).