Rembang – Belasan orang wanita warga Desa Mantingan, Kecamatan Bulu tiap hari dikerahkan untuk melakukan perawatan rumput di kawasan Alun – Alun Rembang. Mereka harus berjibaku di tengah panas terik matahari yang menyengat membakar tubuh.
Seorang pekerja, Siti Qoniah mengaku terjun ke tengah Alun – Alun dari pukul 07.30 sampai dengan 16.00 Wib. Sehari mendapatkan upah Rp 50 ribu. Rutinitas tersebut sudah dijalani selama sebulan terakhir. Tugasnya, mencabuti rumput – rumput liar, yang banyak tumbuh di sela – sela rumput Manila, hasil penanaman terbaru. Butuh ketelitian untuk mencabuti rumput liar, karena harus sampai tercerabut akarnya. Kalau tidak, maka dalam waktu beberapa hari, rumput liar akan kembali muncul. Apalagi Alun – Alun Rembang sangat luas.
“Ya dari pagi sampai sore kita duduk di tengah alun – alun, mencabuti rumput liar. Ada 11 orang mas, pihak pabrik semen yang mempekerjakan kita. Istirahatnya sejam, mulai pukul 12.00 siang. Nggak tahu sampai kapan, mungkin bertahap 1 bulan lagi. Menyesuaikan dengan kondisi di sini, “ ujarnya.
Pekerja lain, Harni mengatakan kendala paling terasa adalah panas terik. Kebetulan dalam 10 hari terakhir, Kota Rembang dilanda cuaca cukup panas. Untuk mengurangi rasa panas, dirinya sebatas menutupi kepala dengan topi dan kain jarik. Rumput liar yang terkumpul, biasanya diambil warga guna menguruk pinggir pantai.
“Karena panas, tanah di Alun – Alun Rembang kan keras, jadi ya harus sabar. Tapi ya syukurlah dapat kerjaan seperti ini, untuk sementara meninggalkan runititas di kampung, “ kata Harni.
Siti Qoniah maupun Harni sama – sama berharap masyarakat pengunjung Alun – Alun Rembang dapat menjaga kelangsungan rumput tersebut. Memicu keprihatinan, ketika di sekeliling sudah dipasangi tulisan larangan masuk menginjak rumput, ternyata masih saja ada pengunjung nekat. Padahal kalau rumput hijau merata dan bagus, tentu akan sedap dipandang. Sebelumnya, penataan rumput dan revitalisasi pot di kawasan Alun – Alun Rembang dibiayai oleh dana corporate social responsibility (CSR) PT. Semen Gresik Pabrik Rembang sebesar Rp 400 Juta. (Musyafa Musa).