Pamotan – Pembangunan kawasan pertokoan di depan Masjid Pamotan dan bekas eks Kawedanan yang menyedot anggaran sekira Rp 10 Miliar sudah tuntas. Warga kembali menanyakan, apakah ruko yang tergolong mewah tersebut dijual atau akan disewakan.
Bupati Rembang, Abdul Hafidz menyatakan pihaknya perlu melakukan dua tahap, sebelum mengumumkan kepada masyarakat. Yang pertama, mengkaji aturan apakah pengelolaan melalui pihak ketiga atau langsung dikelola oleh Pemerintah Kabupaten. Tahap berikutnya, membentuk semacam panitia pemanfaatan yang bertugas menangani proses peralihan dari aset daerah, kemudian digunakan warga untuk kepentingan usaha. Ia sebatas meminta masyarakat jangan mudah berspekulasi, karena semua masih dalam proses.
“Bangunan ini kan baru jadi ya, kami perlu menindaklanjuti bagaimana regulasinya dan membentuk panitia pemanfaatan. Semua ada masanya. Jangan langsung menyiarkan kabar, mau dibeli ini, mau dibeli oleh si B. saya sendiri bertanya – tanya dari mana informasi itu, “ kata Bupati.
Abdul Hafidz menimpali Ruko di depan Masjid Pamotan terdapat 12 unit, sedangkan yang bagian selatan ada Ruko ukuran 4 x 8 Meter sekira 6 titik dan puluhan kios.
Ia membenarkan belakangan ini terdengar isyu bahwa bangunan Ruko akan ditempati oleh keluarganya Bupati. Ia heran kenapa sampai muncul tudingan semacam itu. Hafidz menekankan bahwa Pemkab harus berhati – hati dalam menentukan kebijakan pengelolaan, agar tidak menimbulkan persoalan hukum di kemudian hari. Targetnya antara 2 – 3 bulan kedepan, pemerintah dalam hal ini Disperindagkop Dan UMKM baru bisa menyampaikan mekanisme pengelolaan.
“Katanya malah wis ora usah ngrembug Ruko, ora ngarah entuk, soale arep dinggoni keluargane Bupati kabeh. Semisal beli, keluarga saya nggak kuat mas. Mohon masyarakat sabar dan jangan memunculkan celethukan – celethukan seperti itu. Pemkab harus hati – hati sebelum melangkah. Yang jelas untuk pedagang buah di depan Masjid, akan kami utamakan, “ imbuhnya.
Sebelumnya, Mulyono, warga Di Kecamatan Pamotan menanyakan kelanjutan nasib Ruko tersebut, seusai dibangun. Ia beralasan sudah banyak yang penasaran, ingin membuka usaha di kawasan itu, mengingat lokasinya cukup strategis. (Musyafa Musa).
Jangan tinggalkan budaya beradab, jaga selalu persatuan dan kesatuan. Biasakan saling mempercayai sesama, apalagi pemimpin.
Jangan kawatir bila pemimpin monopoli dan manipulatif, jeruji yang mereka bangun pasti akan menjadi tempat tinggal nya kelak.